Jakarta, MINA – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Marthinus Hukom menyatakan Indonesia saat ini sedang dalam kondisi darurat narkoba, ditandai dengan 312 anak usia remaja terpapar.
Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan peringatan Satu Dekade Gerakan Nasional Anti Narkoba Majelis Ulama Indonesia (Ganas Annar MUI), di Jakarta, Ahad (3/11).
“Kondisi Indonesia saat ini adalah darurat narkoba, Indonesia sedang darurat narkoba,” ujar dia.
Dengan konsisi tersebut, Marthinus menilai kehadiran Ganas Annar MUI sangat dibutuhkan bagi masyarakat, khususnya untuk memupuk moral bangsa menjadi warga negara yang baik dan bersih dari narkoba.
Baca Juga: Pemantauan Hilal Awal Ramadhan 1446 H Digelar di 125 Titik
“Bagi saya, kehadiran Ganas Annar MUI ini adalah suatu potensi kekuatan masyarakat yang bangkit bersama-sama dengan penegak hukum untuk melawan para kekuatan-kekuatan bandar narkoba ini,” ucap Marthinus.
“Ganas Annar MUI adalah mitra BNN. Dalam rangka membangun moral bangsa ini para ulama menjadi soko guru atau benteng terdepan,” kata dia.
Marthinus menyebutkan ada 3.3 juta warga negara Indonesia yang hari ini terjerat penyalahgunaan narkoba. Mirisnya, dari jumlah tersebut terdapat 312 ribu anak usia remaja yang masih masuk dalam kategori hijau namun telah terpapar oleh narkoba.
“Salah satu motifnya adalah karena ajakan teman usia sebaya. Ini biasanya terjadi di kalangan anak muda. Jadi 312 ribu remaja ini kalau dia mempengaruhi teman-temannya yang lain, baik di lingkungan permainan maupun di lingkungan sekolah, kita bayangkan akan ada penambahan yang begitu signifikan,” tuturnya.
Baca Juga: Pelunasan Hari Keempat, lebih 32% Kuota Haji Reguler Sudah Terisi
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa peredaran narkoba atau peredaran uang narkoba saat ini dalam hitungan per tahun sangat besar sekali.
Menurutnya, terdapat kurang lebih 524 triliun uang yang digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk membelanjakan suatu kesia-siaan, untuk membelanjakan narkoba yang bahkan dapat membunuh dirinya sediri.
“Rp 524 triliun itu kalau dimanfaatkan untuk membayar zakat, menjalankan kewajiban-kewajiban agama, beramal, maka sudah berapa orang yang kita selamatkan yang kita tingkatkan kesejahteraannya,” tutur Marthinus.
Selain itu, dia juga mengingatkan kembali bahwa menghadapi narkoba, berarti sedang menghadapi kekuatan besar dan sedang menghadapi badai.
Baca Juga: Kemenag Buka Kursus Baca Al-Qur’an dan Kitab Kuning pada Ramadhan 1446 H
“BNN tidak bekerja sendiri, polri juga tidak bisa bekerja sendiri, karena kita sedang menghadapi kekuatan besar dan kita perlu ketahui juga bahwa ada daerah-daerah tertentu yang terprovokasi seakan-akan narkoba itu memberikan solusi dan mereka percaya itu,” ungkapnya.
“Karena pada kesan pertama, narkoba itu tidak memberikan dampak apa-apa. Namun, ketika sudah digunakan dalam jangka panjang, itu akan merusak mental manusia, akan merusak tubuh,” imbuhnya.
Maka menurutnya, baik BNN, POLRI, Ganas Annar ataupun elemen terkait lainnya harus bersama-sama bangkit melawan narkoba.
Marthinus juga menekankan jika bandar narkoba memiliki uang yang sangat banyak, mereka bisa membeli apa saja, bahkan mereka bisa membeli para preman, para oknum untuk melindungi mereka.[]
Baca Juga: Brian Yuliarto jadi Mendiktisaintek Gantikan Satryo
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: DPR RI Bahas Penguatan Distribusi Pangan dan Stabilitas Harga Jelang Ramadhan dan Idul Fitri 2025