Indonesia Diminta Tolak Kehadiran Timnas Israel di Piala Dunia U-20

Ketua Presidium MER-C Indonesia Dr. Sarbini Abdul Murad (tengah), bersama Ketua Presidium AWG M. Anshorullah, (dua dari kiri), Ketua KISDI HM Mursalin (dua dari kanan), dan Ketua Divisi Hukum BSMI Bayu Erlangga (paling kanan) usai Konferensi Bersama "Tolak Tim Sepak Bola Israel Datang ke Indonesia" di Kantor MER-C Pusat Jakarta, Rabu (29/6/2022).(Foto: Abdullah/MINA)

Jakarta, MINA – Tim nasional sepak bola Israel dinyatakan lolos ke Piala Dunia U-20 dimana akan menjadi tuan rumah perhelatan olah raga yang akan diselenggarakan pada 2023 mendatang.

Lembaga kemanusiaan bidang kegawatdaruratan medis Medical Emergency Rescue Committee () bersama lembaga kemanusiaan dan kepalestinaan lainnya, yakni Aqsa Working Group (), Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam () dan Bulan Sabit Merah Indonesia () meminta pemerintah Indonesia harus tegas menolak Tim U-20 Israel.

Hal tersebut disampaikan dalam Konferensi Bersama “Tolak Tim Sepak Bola Israel Datang ke Indonesia” di Kantor MER-C Pusat Jakarta, Rabu (29/6), yang dihadiri Ketua Presidium MER-C Indonesia Dr. Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium AWG M. Anshorullah, Ketua KISDI HM Mursalin, dan Ketua Divisi Hukum BSMI Bayu Erlangga.

Menurut Ketua Presidium MER-C Indonesia Dr. Sarbini Abdul Murad, penolakan itu tidak hanya karena daftar panjang pelanggaran hak asasi manusia dan juga penjajahan yang masih dilakukan Israel terhadap bangsa yang bertentangan dengan hukum internasional.

“Ketidaktegasan Pemerintah akan melukai persatuan dan dukungan yang selama ini rakyat Indonesia berikan kepada Palestina,” tegas Sarbini.

Dia juga menyayangkan pernyataan Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Zainudin Amali, yang mengatakan bahwa Tim Israel tetap bisa datang bermain di Indonesia dan jangan mengaitkan olah raga dengan politik.

Sarbini menilai pernyataan tersebut adalah pernyataan yang ahistoris.

Sejarah mencatat pembelaan bangsa Indonesia terhadap Palestina sudah sejak awal bangsa ini merdeka. Pada 1957, Tim sepakbola Indonesia pernah menolak untuk bertanding melawan Israel pada Kualifikasi Piala Dunia 1958 karena alasan politis atas instruksi Presiden Soekarno.

“Pada 1962, Presiden Pertama RI ini juga dengan tegas menolak kehadiran kontingen Israel ke Indonesia pada perhelatan Asian Games. Sikap politik luar negeri Indonesia juga selalu menunjukkan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina,” tegasnya.

Untuk itu, lanjut Sarbini, lolosnya timnas Israel akan menjadi ujian berat bangsa Indonesia untuk membuktikan kekonsistenannya dalam pembelaan terhadap Palestina dan penolakan atas segala bentuk penjajahan seperti yang termaktub dalam UUD 1945.

“Apabila Tim sepak bola Israel hadir di Indonesia, maka ini akan menjadi sebuah bentuk pengakuan secara tidak langsung bagi eksistensi lsrael dan bentuk dukungan atas penjajahan yang dilakukan lsrael kepada bangsa Palestina,” pungkasnya.

Ketua KISDI HM Mursalin menyatakan, ketegasan pemerintah dalam hal ini Menpora akan menjadi catatan sejarah keseriusan pemerintah bersikap terhadap penjajahan Israel atas tanah Palestina.

“Kami menyayangkan pernyataan Menpora Zainudin Amali yang mengatakan Indonesia tidak bisa melarang Israel untuk datang karena semua aturan sudah dibuat FIFA. Justru seharusnya sebagai tuan rumah, menteri terkait harus mengedepankan prinsip konstitusi bangsa yang menolak penjajahan,” ujarnya.

Tak Ada Hubungan Diplomatik

Mursalin mengatakan, pihaknya bersama lembaga kemanusiaan dan kepalestinaan terkait akan melakukan berbagai upaya yang persuasif untuk menolak kedatangan timnas Israel ke Indonesia.

“Kami meminta pihak imigrasi Indonesia untuk tidak memberikan izin masuknya warga negara Israel ke Indonesia. Selain mereka bangsa penjajah, kehadiran Israel juga harus ditolak karena tidak ada hubungan diplomatik,” katanya.

Penolakan terhadap tim lsrael pernah dilakukan Indonesia sebelumnya. Indonesia pernah menolak pebulutangkis Israel Misha Zilberman bermain di Kejuaraan Dunia 2015. Indonesia juga pernah menolak melawan Israel terjadi pada cabang sepak bola pada kualifikasi Piala Dunia 1958.

Sementara Ketua Divisi Hukum BSMI Bayu Erlangga menegaskan agar FIFA bertindak adil dan setara dengan juga memberikan sanksi dan menangguhkan keikutsertaan Israel di berbagai ajang kompetisi dunia sebagaimana FIFA dengan cepat memberikan sanksi kepada Rusia pada kasus konflik Rusia-Ukraina.

“Kita minta dunia bertindak adil, saat terjadi konflik Rusia-Ukraina, FIFA dan UEFA langsung memberikan sanksi kepada salah satu negara yang terlibat konflik. Sementara FIFA menutup mata terhadap penjajahan yang dilakukan lsrael terhadap Palestina,” ujarnya.

Ketua Presidium AWG, Muhammad Anshorullah juga menegaskan, Pemerintah Indonesia harus melakukan upaya nyata dalam melindungi dan membantu warga Palestina dari kedzaliman zionis Israel atas Masjid Al-Aqsa, sampai Masjid Al-Aqsa kembali ke pangkuan umat Islam dan Palestina dinyatakan merdeka.

Selain itu, AWG juga mengajak seluruh umat Islam untuk terus menentang dan menolak keikutsertaan Israel di setiap ajang dunia serta memberikan dukungan untuk usaha-usaha pembebasan Masjid Al-Aqsa dari tangan Zionis Israel.

“Kami menyerukan agar umat Islam di seluruh dunia untuk segera melakukan aksi penolakan bagi Israel dengan nyata dan konkret dalam setiap keikutsertaan Israel di ajang dunia. Serta, mendukung diakhirinya tindakan brutal tentara zionis Israel dalam melakukan penjajahan atas warga Palestina,” tegasnya.

Anshorullah menyatakan, Indonesia sejak awal mendukung Palestina. Karena itu, menjadi tugas konstitusional dan moral bangsa Palestina untuk mendukung perjuangan rakyat dan bangsa Palestina.

“Membiarkan Tim Israel masuk Indonesia akan menyakiti bangsa Palestina dan dunia Islam,” pungkasnya.

Israel memastikan satu tempat di Piala Dunia U-20 2023 yang akan digelar di Indonesia pada 20 Mei – 11 Juni 2023. Hal ini diraih berkat menjadi runner up fase grup dalam gelaran Euro U-19 2022.

Sementara enam stadion telah disiapkan untuk Piala Dunia U-20 2023 yaitu Gelora Bung Karno (Jakarta), Si Jalak Harupat (Bandung), Jakabaring (Palembang), Manahan (Solo), Gelora Bung Tomo (Surabaya), dan Kapten I Wayan Dipta (Bali).(L/R1/P2)

 

Mi’raj News Agency (MINA)