Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Diundang Perancis untuk Persiapan Konferensi Palestina-Israel

Rudi Hendrik - Kamis, 2 Juni 2016 - 10:54 WIB

Kamis, 2 Juni 2016 - 10:54 WIB

498 Views

Juru Bicara Kementrian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia Armanatha Nasir. (Foto: Rina/MINA)

Jakarta, 25 Sya’ban 1437/2 Juni 2016 (MINA) – Dinilai karena peran dan dukungannya terhadap Palestina, Indonesia diundang Perancis untuk terlibat dalam rapat persiapan Konferensi Palestina-Israel pada awal Juni ini.

Berkenaan dengan itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L.P Marsudi, Rabu malam (1/6) bertolak ke Paris untuk memenuhi undangan itu.

“Ibu Menlu akan ke Paris atas undangan dari Pemerintah Prancis untuk pertemuan tingkat menteri terkait acara Konferensi Perdamaian Israel-Palestina,” kata Jubir Kemenlu Armanatha Nasir di Jakarta, Rabu (1/6).

Selain untuk mendamaikan Palestina dan Israel, acara kali ini bertujuan untuk memulai proses penggalangan dukungan masyarakat untuk bersatu pada two state solution.

Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat

“Tujuan selain upaya memulai proses, Prancis berupaya menggalang dan mendorong masyarakat internasional untuk bersatu pada arah two state solution,” tandas pria yang akrab disapa Tata itu.

Acara persiapan Peace Conference di Prancis akan dilakukan pada 3 Juni mendatang. Sementara itu, Tata mengumumkan, Peace Conference pada paruh kedua 2016 ini akan dilaksanakan kemungkinan pertengahan tahun.

“Namun belum ada tanggal pasti pelaksanaan, diperkirakan sekitar paruh kedua 2016, itu pun belum confirmed. Itu tergantung bagaimana kita membahas elemen-elemen di pertemuan ini,” ujar Tata.

Dalam acara ini, beberapa negara yang berperan aktif atas perdamaian kedua negara hadir, di antaranya Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis, Inggris, Norwegia, Swedia, Swiss, Italia, Irlandia, Kanada, Polandia, Arab Saudi, Spanyol, Turki, Yordania, Maroko dan tentunya Indonesia.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

Israel Berkelit

Sebelumnya pada pertengahan Mei, Menteri Luar Negeri Perancis, Jean-Marc Ayrault memastikan bahwa pihaknya akan tetap menggelar konferensi perdamaian yang akan membahas mengenai penyelesaikan konflik Israel dan Palestina. Kepastian ini disampaikan tidak lama setelah dirinya mendapat penolakan langsung dari pihak Israel mengenai keberadaan konferensi ini.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Ayrault, bahwa Israel tetap menentang usulan perdamaian Prancis. Di hadapan Aryault, Netanyahu menegaskan, negosiasi langsung adalah cara satu-satunya untuk menyelesaikan konflik Israel dan Palestina.

“Kami tidak akan menyerah, dan begitu pula dengan mitra-mitra kami,” kata Ayrault saat menggelar konfrensi pers di Yerusalem paska melakukan pertemuan dengan Netanyahu, seperti dilansir Xinhua pada Minggu (15/5).

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

Sementara itu, terkait dengan pernyataan Netanyahu yang mengatakan Israel hanya ingin negosiasi langsung dengan Palestina, dirinya menuturkan bahwa opsi tersebut sudah mati.

“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia hanya ingin negosiasi langsung dengan Palestina. Tapi, sayangnya opsi tersebut sudah terhenti saat ini,” sambungnya.

Setelah bertemu Netanyahu, Ayrault akan melakukan perjalanan ke Ramallah di Tepi Barat untuk membahas inisiatif dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. (L/R04/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

Rekomendasi untuk Anda