Jakarta, 27 Jumadil Awwal 1437/6 Maret 2016 (MINA) – Indonesia menyatakan dukungannya pada Gambia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama (OKI) pada tahun 2018.
Penyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L.P. Marsudi usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Gambia, Neneh Macdouall-Gye, di pertemuan bilateral yang dilakukan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa OKI di Jakarta, Ahad (6/3).
“Indonesia dan Gambia akan mempererat kerjasama capacity building dalam protocol arrangement untuk persiapan Gambia menjadi tuan rumah KTT OKI pada tahun 2018,” kata Menlu RI Retno L.P. Marsudi usai pertemuan bilateral dengan Menlu Gambia, Neneh Macdouall-Gaye, di KTT LB OKI di JCC, Jakarta, Ahad (6/3).
Ia juga menjelaskan, pada tahun 2016 ini, Indonesia merencanakan untuk mengirimkan tenaga ahli bidang pertanian dalam rangka memberikan pelatihan kepada para petani Gambia.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Indonesia juga memberikan bantuan melalui Agricultural Rural Farmer Training Center (ARFTC) yang didirikan Indonesia pada tahun 1998 di Jenoi, Gambia.
ARTFC didirikan oleh Indonesia di Jenoi, Gambia untuk membantu sektor pertanian di negara-negara Afrika Barat. Selama tahun 2010-2013, ARTFC telah memberikan pelatihan kepada 5.114 petani dari Gambia dan negara sekitar seperti Senegal, Mali, Niger, Sierra Leone, Guinea-Bissau, dan Guinea.
Indonesia dan Gambia telah memiliki pertemuan rutin bilateral melalui mekanisme Sidang Komisi Bersama (SKB) tingkat Menteri Luar Negeri untuk menjajaki kerjasama kedua negara itu. SKB pertama dilaksanakan di Jakarta pada 13 Maret 2015.
Rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-5 tentang Palestina dan Al-Quds Al-Sharif dimulai pada Minggu, 6 Maret 2016 pagi dengan pertemuan para pejabat tinggi, di Jakarta Covention Center, Jakarta. (L/P010)
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)