Jakarta, 17 Jumadil Awwal 1438/14 Februari 2017 (MINA) – Pemerintah Indonesia telah melakukan kesepakatan dengan Papua Nugini untuk terus mengekspor beras premium dengan harga Rp 10.000/kg setiap tahunnya.
Harga tersebut lebih murah dibanding mengimpor beras selama ini dari Thailand, Vietnam dan Filiphina dengan selisih harga mencapai separuh.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama bersama Gubernur Papua Lukas Enembe, dan Bupati Merauke, Fredikus Gebze melakukan pelepasan ekspor perdana beras ke Papua Nugini di Merauke, Senin (13/2). Beras yang diekspor merupakan beras premium sebanyak 1 truk dan ditargetkan 10.000 ton hasil panen di musim hujan 2017.
“Mimpi kita dulu sudah jadi kenyataan yaitu ekspor beras ke negara tetangga, Papua Nugini. Kemudian luas lahan sawah kita tambah terus. Yang terpenting kita sudah memenuhi kebutuhan dalam negeri selebihnya diekspor,” ujar Mentan pada saat pelepasan ekspor di Merauke, Senin (13/2) lalu.
Dalam laman resmi Kementerian Pertanian, Amran menjelaskan ekspor beras ini merupakan upaya dalam rangka mensejahterakan para petani lokal Indonesia khususnya warga Papua, karena dulu beras untuk kebutuhan di Papua diambil dari provinsi lain sehingga biaya beras mahal karena biaya angkutan ditanggung masyarakat, dampaknya terjadi inflasi dan kemiskinan meningkat.
“Papua selain saat ini sudah mampu eskpor beras, yang menarik juga yakni pertanian di Papua khususnya di Merauke telah menggunakan teknologi pertanian. Hasilnya, dulu biaya pengolahan lahan mencapai Rp 3 juta/ha, tetapi dengan adanya mekanisasi pertanian sekarang hanya Rp 1,1 juta/ha. Artinya biaya pengolahan lahan turun 60% karena teknologi,” katanya. (T/R08/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar