Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Hadapi Kemarau Basah, Tantangan Baru Musim 2025

Widi Kusnadi Editor : Ali Farkhan Tsani - 26 detik yang lalu

26 detik yang lalu

0 Views

Jakarta, MINA – Musim kemarau 2025 yang dimulai sejak April di sebagian besar wilayah Indonesia menunjukkan karakteristik yang tidak biasa. Fenomena yang dikenal sebagai kemarau basah ini ditandai dengan curah hujan yang masih tinggi di beberapa daerah meskipun secara kalender telah memasuki musim kemarau.

Menurut ahli meteorologi, kemarau basah terjadi akibat anomali cuaca yang dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan lokal, seperti gangguan angin monsun, fenomena La Niña, atau pola tekanan udara yang tidak stabil. Situasi ini menjadikan musim kemarau kali ini tidak sepenuhnya kering, berbeda dari pola cuaca kemarau pada umumnya.

Dampaknya sangat dirasakan oleh berbagai sektor, terutama pertanian. Petani di beberapa daerah menghadapi tantangan baru dalam mengatur jadwal tanam dan panen, mengingat intensitas hujan yang sulit diprediksi. Selain itu, pengelolaan sumber daya air juga menjadi lebih kompleks, terutama untuk memastikan pasokan air tetap tersedia di musim kemarau sambil mengantisipasi potensi banjir lokal.

Bagi pemerintah daerah dan instansi terkait, kemarau basah memerlukan strategi adaptasi baru. Perencanaan infrastruktur harus mempertimbangkan kondisi ini, termasuk sistem irigasi, drainase, serta langkah mitigasi risiko bencana.

Baca Juga: Presiden Prabowo Berolak ke Malaysia Hadiri KTT ASEAN ke-46 

Fenomena ini juga menjadi pengingat pentingnya upaya mitigasi perubahan iklim dan perlunya investasi dalam teknologi prediksi cuaca yang lebih canggih. Dengan demikian, langkah-langkah adaptasi yang diambil tidak hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga memperkuat ketahanan masyarakat terhadap anomali cuaca di masa depan.

Pemerintah terus mengimbau masyarakat, terutama petani dan pihak yang bergantung pada kondisi cuaca, untuk aktif memantau informasi terkini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Langkah antisipasi yang tepat dinilai dapat membantu mengurangi dampak negatif dari ketidakpastian cuaca akibat kemarau basah ini.

Fenomena kemarau basah di musim kemarau 2025 bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang untuk memperkuat sistem adaptasi iklim di Indonesia. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Duta Al-Quds: Hubungan Indonesia-Palestina Sudah Ada Sejak Zaman Kerajaan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Palestina
Kolom
Feature