Bandung, MINA – Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim terbesar harus menjadi produsen halal dunia, kata Ketua Tim Percepatan dan Pengembangan Pariwisata Halal Kementerian Pariwisata, Riyanto Sofyan.
“Indonesia merupakan pasar halal terbesar, dan harus seharusnya menjadi produsen halal di dunia,” katanya di depan ratusan peserta seminar nasional di Bandung, Selasa (31/10).
Dia mengatakan salah satu faktor meningkatnya gaya hidup halal di Indonesia disebabkan karena kesadaran masyarakat.
Optimisme yang pemerintah ini disambut baik oleh Sapta Nirwandar, Ketua Indonesia Halal Lifestyle Center yang mengatakan halal adalah hak semua orang.
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
“Halal adalah hak yang tidak hanya untuk muslim, tetapi seluruh manusia menurut al-baqarah 168,” kata Sapta di depan ratusan pesertla seminar yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Muslim (Kamil) Pascasarjana ITB yang bekerjasama dengab MINA sebagai media partner.
Setidaknya, Sapta mengatakan Muslim Halal Lifestyle in global market diantaranya makanan, keuangan, pakaian, pariwisata, media, farmasi, kosmetik, pendidiakn, seni dan budaya.
Dia menyayangkan, sektornya-setor ini terus meningkat, namun seluruhnya masih di kuasai negara non Muslim.
Padahal menurutnya ada beberapa peluang yang perlu dimanfaatkan untuk menunjang global market, namun “masih banyak segmen bisnis yang belum ada pelaku usahanya sebgaai populasi muslim terbesar di dunia.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
“Indonesia hanya 5,3 % pangsa pasar keuangan syariah Indonesia,” sayangnya.
Karenanya dia menghimbau para ulama harus ikut serta aktif dalam mendidik umat mengenai produk halal di indoensia.
Meski menurutnya ada beberapa tantangannya yang dihadapi, diantaranya administrasi yang panjang karena pemerintah ingin memastikan halal, karena beberapa kasus membuat Indonesia dianggap kelolosan produsen halal palsu.
Selain itu konsep halal di masyarakat Indonesia masih diangap seeuatu yang biasa, karena ada angggapanm semuanya yang diproduksi di Indonesia adalah halal.
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
“Padahal masih ada produsen yang memproduksi produk halal tanpa menjadi alur perusuhaan yang tepat, sehingga untuk menjadi global produk masih sulit,” tambahnya. (L/P3/Ysf/RS3)
Mi’raj news Agency (MINA)
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?