Jakarta, MINA – Indonesia telah menyiapkan 10.000 ton beras sebagai bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza yang dilanda krisis, tetapi pengiriman besar-besaran itu masih terkendala akses masuk ke wilayah Palestina yang diblokade.
Sekretaris Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia, Febriansyah Putra Djaya Indra, mengatakan bantuan tersebut merupakan hasil inisiatif dubes yang kemudian direspons oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman.
“Bantuan ini akan disalurkan sepenuhnya ke Gaza melalui jalur laut dengan kapal milik Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dari Yordania, beras akan diserahterimakan oleh KBRI Amman kepada Kedutaan Palestina dan pemerintah Yordania yang siap memfasilitasi pengiriman ke Gaza,” kata Febri kepada MINA saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Pertanian Palestina Rezq Basheer‑Salimia bersama Dubes Palestina Zuhair Al Shun di Palembang, Rabu (9/7).
Febri menambahkan bahwa saat ini rencana pengiriman tengah disusun, sambil menunggu kondisi yang memungkinkan akses bantuan masuk Gaza.
Baca Juga: Kemenag Luncurkan Program FOREMOST untuk Perkuat Peran Masjid
Pengiriman beras tersebut berasal dari Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Indonesia dan didanai melalui Indonesian Aid, lembaga di bawah koordinasi Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keuangan.
Bantuan tersebut diumumkan secara resmi pada 7 Juli dalam pertemuan bilateral antara Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman dan Menteri Pertanian Palestina di Jakarta.
“Pemerintah Indonesia siap mengirim kapan saja, tinggal menunggu permintaan resmi dari Duta Besar Palestina,” ujar Amran usai penandatanganan nota kesepahaman.
Namun Menteri Luar Negeri RI Sugiono memperingatkan bahwa hambatan utama bukan pada logistik, melainkan pada akses jalur kemanusiaan yang “belum terbuka” akibat blokade di Gaza.
Baca Juga: Kemenaker Kaji Pemberdayaan Santri Bekerja ke Luar Negeri
Selain bantuan pangan, kedua negara juga sepakat memperluas kerja sama strategis di bidang pertanian. Indonesia akan menyediakan lahan 10.000 hingga 20.000 hektare di Sumatera Selatan dan Kalimantan untuk pertanian bersama, sementara Palestina akan berbagi teknologi irigasi dan manajemen air yang menjadi keunggulan mereka.
Menteri Pertanian Palestina dijadwalkan berada di Indonesia hingga 12 Juli untuk memperdalam kerja sama bilateral.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Estimasi Perputaran Uang Selama Event Pacu Jalur Rp75 Miliar Lebih