Jakarta, 24 Jumadil Akhir 1438/23 Maret 2017 – Indonesia dan Komite Internasional Palang Merah (International Committee of the Red Cross/ ICRC) perlu mempromosikan hubungan antara prinsip-prinsip kemanusiaan global dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang sesungguhnya.
Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi dalam pertemuannya dengan Presiden ICRC Duta Besar Peter Maurer, di Jakarta. Demikan keterangan pers Kemlu RI yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA) Kamis (23/3).
Menlu Retno menyampaikan, Indonesia siap untuk terus meningkatkan kemitraan dengan ICRC dalam memajukan penanganan isu-isu kemanusiaan di tingkat nasional, regional dan global.
Indonesia dipandang sebagai mitra penting ICRC mengingat dua pertiga wilayah operasional ICRC berada di negara-negara yang dominan penduduk Muslimnya.
Baca Juga: Syeikh El-Awaisi: Cinta di Balik Nama Baitul Maqdis
Menanggapi hal tersebut, Dubes Peter Maurer menyampaikan perlunya Indonesia dan ICRC mendefinisikan kembali dan mereposisi kemitraannya dalam arsitektur kemanusiaan global yang telah berubah.
Dubes Maurer juga menyampaikan Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi poros bagi peningkatan kapasitas isu kemanusiaan di kawasan Asia Pasifik. Utamanya, terkait aksi kemanusiaan (humanitarian action) dan penanggulangan violent extremism (CVE).
Kunjungan Presiden ICRC ke Indonesia terakhir terjadi paska terjadinya bencana tsunami lebih dari satu dekade lalu.
Misi kemanusiaan ICRC hadir di Indonesia pada tahun 1942, dan kemudian dikukuhkan melalui Memorandum of Understanding yang disepakati pada tahun 1977.
Baca Juga: Tinjau Program Bantuan di Herat, MER-C Kirim Tim ke Afghanistan
Berdasarkan mandat kemanusiaannya, gerakan ICRC di Indonesia dilaksanakan dalam beberapa bentuk kegiatan, seperti peningkatan kapasitas aktor-aktor kemanusiaan di Indonesia dan pemberian dukungan layanan kesehatan, termasuk operasi katarak di beberapa wilayah rural Indonesia.(L/R04/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)