Jakarta, MINA – Pameran buku Indonesia International Book Fair (IIBF) 2022 yang ke-42 tahun resmi dibuka pada Rabu (9/11) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat. Pameran tersebut akan berlangsung selama lima hari hingga Ahad (13/11) mendatang.
Ketua Panitia IIBF 2022, Wahyu Rinanto mengatakan usia IIBF yang menginjak angka 42 tahun bukanlah sembarang umur.
“Ini bukan waktu yang singkat tapi tantangan buat kami agar menjadi lebih kreatif. Alhamdulillah bisa diselenggarakan lagi secara offline di JCC dan melalui lokapasar online,” ucap Wahyu saat pembukaan IIBF di panggung utama Hall B, JCC, Jakarta Pusat, Rabu (9/11).
Menurutnya, Pameran buku IIBF merupakan saksi sejarah bagi perkembangan industri buku Tanah Air. Di ruang inilah para penulis, penerbit, dan pelaku insan kreatif lainnya bertemu.
“IIBF 2022 selalu menghadirkan acara bagi masyarakat yang berkualitas sampai akhir pekan ini. Kami juga ada Indonesia Rights Fair (IRF) yang diikuti 50 penerbit dari dalam dan luar negeri. Area yang tak kalah penting adalah kami menyediakan Zona Kalap dengan 6.000 judul buku tersedia,” katanya.
Selain itu,Ketua Umum IKAPI Arys Hilman menambahkan penyelenggaraan kali ini lebih istimewa karena bertepatan dengan Kongres Asosiasi Penerbit Dunia atau IPA World Congress. Jakarta menjadi tuan rumah bagi kongres tersebut.
“Kita optimis menyelenggarakan lagi setelah dua tahun secara online. Tahun ini menjadi spesial karena Kongres Asosiasi Penerbit digelar di Jakarta. IPA World Congress punya 92 organisasi dari 76 negara dan IKAPI menjadi salah satu anggotanya sejak tahun 1973,” tambahnya.
IIBF 2022 diikuti total 134 peserta dari dalam dan luar negeri dengan target jumlah pengunjung 25.000 orang. IIBF bakal diisi mulai dari diskusi, peluncuran buku, jumpa penulis, seminar atau workshop bagi pelaku industri buku dan penerbitan hingga Anugerah IKAPI yang diberikan kepada para penulis, tokoh, dan lembaga yang punya dedikasi di bidangnya.
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar
Pembukaan IIBF diresmikan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar. Dia juga sekaligus meluncurkan buku keduanya soal SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan desa.
“Saya dipercaya untuk membuka pameran buku IIBF sekaligus meluncurkan buku kedua dari trilogi SDGs. Buku kedua ini sengaja diterbitkan penerbit umum bukan kementerian, karena kalau kementerian pakai anggaran APBN dan tersimpan dengan rapi di kantor tapi kalau penerbit umum, buku-buku yang terbit di tahun berapapun pasti bakal dicari,” ujarnya.
Menurutnya, penyelenggaraan Indonesia International Book Fair (IIBF) merupakan ajang mengampanyekan pentingnya literasi.
“Ini akan menghindarkan kesalahan tafsir terhadap sebuah ilmu, sekaligus membantu penulis mendapatkan input untuk perbaikan karyanya,” kata Gus Halim, sapaan akrab Abdul Halim Iskandar. (L/R11/P2)
Baca Juga: Menko Budi Gunawan: Pemain Judol di Indonesia 8,8 Juta Orang, Mayoritas Ekonomi Bawah
Mi’raj News Agency (MINA)