Jakarta, MINA – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mewujudkan Indonesia menjadi salah satu pusat fesyen muslim dunia pada tahun 2020.
Upaya tersebut dilakukan dengan mendorong pelaku industri bisa menangkap peluang pasar produk fesyen Muslim dunia yang dalam satu dekade terakhir mengalami pertumbuhan cukup signifikan.
“The State of Global Islamic Economic menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan pertumbuhan industri fesyen muslim terbaik kedua di dunia setelah Uni Emirat Arab. Hal ini tentunya menjadi prestasi yang membanggakan bagi kita semua,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Gati Wibawaningsih di Jakarta, salam siaran tertulis yang diterima MINA, Sabtu (16)11).
Data The State of Global Islamic Economic Report, pada 2019 konsumsi fesyen Muslim dunia mencapai USD270 miliar, kemudian pada tahun 2022 diproyeksikan meningkat menjadi USD373 Miliar. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri fesyen nasional memiliki peluang besar di pasar internasional dan harus dioptimalkan.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Gati menyampaikan, fesyen Muslim berkontribusi terhadap ekspor produk fesyen yang sampai dengan September 2019 nilainya mencapai USD9,2 Miliar. Jumlah tersebut merupakan 9,8% dari total ekspor industri pengolahan.
Sementara itu, untuk pasar domestik, konsumsi produk fesyen Muslim mencapai USD20 miliar dengan laju pertumbuhan rata-rata 18,2%.
“Besarnya peluang pasar ini tentunya harus dimanfaatkan oleh industri fesyen Tanah Air,” tegasnya.
Melihat peluang pertumbuhan fesyen Muslim yang sangat prospektif, salah satu strategi yang dijalankan Kemenperin adalah dengan menggelar melalui perlombaan dan pameran. Upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk fesyen Tanah Air, termasuk di kancah global. (R/R10/P1)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Mi’raj News Agency (MINA)