Jakarta, 9 Dzulqadah 1435/4 September 2014 (MINA) – Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi tamu kehormatan dalam sebuah pameran buku tertua dan terbesar di dunia, Frankfurt Book Fair (FBF) di Jerman yang akan menjadi momen penting untuk memperkenalkan Indonesia di kancah internasional.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Kebudayaan (Wamendbud) Wiendu Nuryanti mengatakan, keputusan untuk menjadi tamu kehormatan di FBF pada Oktober 2015 mendatang merupakan keputusan berani untuk membangkitkan minat baca dan menulis serta gairah industri penerbitan.
“Melalui FBF, kata Wiendu, akan menampilkan Indonesia dari sisi intelektual, yaitu dari sisi kontribusi pemikiran-pemikiran di bidang literatur,” katanya di kantor Kemdikbud, Selasa dalam sebuah pernyataan yang diterima oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Menurutnya jika usaha ini berhasil, maka akan menempatkan Indonesia dalam citra positif, maka investasi, perdagangan, dan bisnis perlahan-lahan akan masuk ke Indonesia dan perlahan akan menjadi image branding.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Dalam kesempatan yang sama, Claudia Kaiser, Wakil Presiden FBF untuk ASEAN mengatakan, Indonesia kaya akan konten budaya. Namun memiliki kendala dalam mempromosikan konten tersebut ke publisher, karena orientasi pasar yang sangat luas. “Saya masih belajar bahasa Indonesia. Bahasa ini memiliki material story yang bagus. Sangat menarik!,” tuturnya
Menanggapi hal tersebut, Wiendu menambahkan, Indonesia memiliki 56 ribu candi yang tersebar di seluruh nusantara, juga 17 ribu pulau yang penuh cerita. Tapi untuk menjadikannya buku, tuturnya, itu susah. Padahal, tradisi lisan sudah ada 60 ribu sebelum masehi dan tradisi tulisan datang pada 40 ribu tahun sebelum masehi. “Kita itu lumbung dan sumber, tapi kita belum terlalu terdengar di dunia,” katanya.
Dengan keberadaan Indonesia di FBF 2015 ini, akan menjadi batu loncatan dalam kebangkitan literasi yang lebih maju, modern, tanpa meninggalkan budaya. Dan patut dicatat, Indonesia adalah negara pertama di ASEAN yang berani mengambil kesempatan ini. Untuk rencana jangka menengah, usai perhelatan FBF, akan diselenggarakan Internasional Indonesi Book Fair di 2016-2017.
FBF diperkirakan akan dihadiri oleh 500 ribu pengunjung dan sepuluh ribu jurnalis dari seluruh dunia selama empat hari pada Oktober 2015 mendatang, akan menjadi penanda kebangkitan literasi Indonesia.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
The Frankfurt Book Fair (FBF) yang berlangsung sejak 500 tahun lalu merupakan arena transaksi buku terbesar dan paling bergengsi di dunia, bahkan melebihi The London Book Fair dan BookExpo America dalam hal ukuran dan signifikansinya secara komersial.
FBF yang biasanya diselenggarakan pada pertengahan Oktober di area Frankfurt Trade Fair di Frankfurt am Main, Jerman dianggap sebagai pameran buku paling penting dalam hal transaksi dan perdagangan internasional terkait rights dan lisensi. Acara berjalan lima hari, tiga hari pertama akan eksklusif diperuntukkan bagi pengunjung yang hendak berbisnis, sementara dua hari terakhir diperuntukkan bagi pengunjung umum.
Selama lima hari, lebih dari 7000 peserta dari lebih dari 100 negara ambil bagian untuk mendapatkan informasi tentang pasar penerbitan, membentuk jaringan kerja, dan berbisnis. Pameran ini menjaring hampir 300 ribu pengunjung dan menghadirkan lebih dari 400 ribu buku. Penerbit, agen, penjual buku, pustakawan, akademisi, ilustrator, penyedia layanan, produser film, penerjemah, pencetak, profesional dan asosiasi perdagangan, lembaga, seniman, penulis, kolektor benda kuno, penyedia software dan multimedia, semua ambil bagian dalam program dan iklim bisnis di FBF.(T/P004/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain