Denpasar, MINA – Pemerintah Republik Indonesia menjamin keamanan dalam gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 yang digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024 ancaman potensi tindak kejahatan yang melibatkan radioaktif dan nuklir.
Direktur Keteknikan dan Kesiapsiagaan Nuklir (DK2N) Badan Pengawas Tenaga Nuklir Republik Indonesia (BAPETEN) Zulkarnain mengatakan hal itu di Bali, Sabtu (18/5).
Sesuai dengan tugas dan fungsi BAPETEN dalam menjamin pemanfaatan tenaga nuklir untuk tujuan damai, ujarnya.
Dalam pelaksanaan pengamanan itu, BAPETEN berkoordinasi dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) selaku koordinator pengamanan pada World Water Forum 2024.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
“BAPETEN ikut dalam pengamanan Major Public Event (MPE) World Water Forum 2024 untuk memastikan bahwa tidak ada tindakan penyalahgunaan zat radioaktif untuk tujuan teror guna mengacaukan event itu,” ujar Zulkarnain.
Ia mengungkapkan, dalam penyelenggaraan World Water Forum ke-10, Tim BAPETEN bertugas melaksanakan pemetaan awal (baseline) radioaktivitas lingkungan serta pendeteksian di sekitar lokasi kegiatan (monitoring dan sterilisasi) dengan pendampingan dari Paspampres.
Tim BAPETEN juga berperan sebagai Mobile Expert Support Team (MEST) yang akan membantu tindakan respons, pada saat terjadi ancaman atau kejadian keamanan nuklir, baik sebelum atau selama kegiatan World Water Forum ke-10 berlangsung.
Kegiatan pengamanan dilakukan mulai 16 Mei 2024 dengan melakukan pemetaan tingkat radiasi latar di beberapa lokasi pelaksanaan acara World Water Forum ke-10 dan beberapa lokasi lainnya yang dianggap vital, antara lain venue kegiatan di Bali International Convention Centre (BICC) dan lokasi Gala Dinner di Kawasan GWK Bali. Pemetaan juga dilakukan di area bandara dan kawasan Nusa Dua.
Baca Juga: Trump: Rakyat Suriah Harus Atur Urusan Sendiri
“Kegiatan itu dimaksudkan untuk mendapatkan data mengenai nilai radioaktivitas lingkungan pada kondisi normal, sehingga apabila diketahui terjadi kenaikan nilai radioaktivitas yang melebihi batas yang ditetapkan dan berpotensi mengganggu jalannya World Water Forum 2024, dapat segera diambil langkah respons yang tepat,” ungkap Zulkarnain.
World Water Forum ke-10 merupakan salah satu MPE yang bertaraf internasional dan bernilai politik yang tinggi. Sehingga, ancaman akan keamanan terhadap kegiatan itu juga sangat tinggi, termasuk salah satunya adalah penggunaan radioaktif atau nuklir untuk tujuan teror.
Ancaman keamanan dengan menggunakan zat radioaktif sudah menjadi ancaman nyata di dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
“Oleh karena itu, BAPETEN hadir mencegah penyalahgunaan zat radioaktif untuk tujuan nondamai, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi BAPETEN yang diamanatkan dalam Undang-Undang Ketenaganukliran dan untuk menunjukkan komitmen kepada dunia bahwa Indonesia turut berperan aktif guna terciptanya kedamaian dan keamanan dunia,” tutur Zulkarnain.
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Sementara itu Koordinator Keteknikan BAPETEN, Wita Kustiana, menyampaikan, BAPETEN telah menugaskan 10 personel yang dilengkapi dengan berbagai peralatan deteksi lengkap, untuk mengamankan berjalannya World Water Forum ke-10 di Bali.
“BAPETEN menugaskan 10 personel untuk pengamanan World Water Forum 2024 dengan disertai kelengkapan peralatan deteksi dan respons antara lain spectrometer backpack (spectrometer AT6101C), surveymeter radiasi (RadEye PRD), surveymeter kontaminasi (RadEye B-20), alat identifikasi nuklida (identifinder), APD serta personal dosimeter,” ujar Wita Kustiana.
World Water Forum merupakan forum sektor air terbesar di dunia yang dilatarbelakangi oleh makin mendesaknya isu sumber daya air dan makin sulitnya akses menuju ketersediaan air yang berkualitas dan berkelanjutan.[]
Baca Juga: Parlemen Brasil Keluarkan Laporan Dokumentasi Genosida di Gaza
Mi’raj News Agency (MINA)