
Kenya kritis terkena tembakan anggota Al-Shabaab dari Somalia. (Foto: dok. GEEBD)" width="300" height="189" /> Seorang mahasiswa Universitas Garissa Kenya kritis terkena tembakan anggota Al-Shabaab dari Somalia. (Foto: dok. GEEBD)
Jakarta, 17 Jumadil Akhir 1436/6 April 2015 (MINA) – Pemerintah Indonesia mengecam aksi kekerasan yang menewaskan 147 korban dan melukai 79 orang lainnya oleh kelompok radikal di Garissa University College di Kenya pada 2 April 2015.
“Indonesia menyampaikan simpati dan duka cita yang mendalam kepada rakyat Kenya khususnya keluarga korban,” kata Kemenlu dalam sebuah pernyataan yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (6/4).
Berdasarkan informasi KBRI Nairobi, tidak ada WNI yang menjadi korban dalam serangan tersebut.
“KBRI Nairobi terus berkomunikasi dengan warga negara Indonesia di Kenya dan menghimbau WNI di Kenya untuk meningkatkan kewaspadaan, menghindari wilayah-wilayah rawan dan agar tidak terlibat atau ikut dengan kelompok-kelompok radikal,” tambah pernyataan.
Baca Juga: HUT RI ke-80 di Kenya Pererat Persatuan dan Diplomasi Budaya
Setelah pasukan Kenya membersihkan asrama universitas di Kota Garissa, timur laut Kenya, sedikitnya 147 orang tewas oleh serangan dan penyanderaan sekelompok pria bersenjata, Kementerian Dalam Negeri mengatakan.
Beberapa pria bersenjata menyerang kampus setelah fajar pada Kamis (2/4) dan bersembunyi di asrama bersama para sandera hingga malam.
Para pejabat mengatakan, sekitar 79 mahasiswa luka-luka dalam serangan itu dan 587 orang telah dievakuasi.
Pasukan keamanan mengepung gedung dan terjadi baku tembak dengan pelaku penyanderaan.
Baca Juga: Sudan Selatan Bantah Terlibat Rencana Pemindahan Warga Gaza
Saksi mengatakan kepada Al-Jazeera yang dikutip MINA, mereka mendengar suara tembakan berat dan melihat asap yang berasal dari kampus pada Kamis malam.
Menteri Dalam Negeri, Joseph Nkaissery mengatakan, empat penyerang mengikat dirinya dengan bahan peledak.(L/R04/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Selama 84 Pekan Ribuan Warga Maroko Protes Genosida di Gaza