Jakarta, 7 Ramadhan 1438/2 Juni 2017 (MINA) – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik diri dari kesepakatan Paris mengenai komitmen seluruh negara untuk menanggulangi perubahan iklim. Pemerintah Indonesia melalui kementerian luar negeri (Kemlu) menyebut keputusan Trump tersebut tidak sejalan dengan komitmen komunitas internasional itu.
“Keputusan AS tersebut tidak sejalan dengan komitmen internasional dalam upaya adaptasi terhadap dampak negatif perubahan iklim yang dirasakan bersama seluruh dunia,” ujar Jubir Kemlu Armanatha Nasir dalam jumpa pers dengan wartawan di Jakarta, Jumat (2/6).
Menurut pria yang akrab dipanggil Tata tersebut, Indonesia meyakini perubahan iklim adalah tantangan global yang butuh kerjasama seluruh pihak baik negara maju maupun berkembang, tak terkecuali AS yang merupakan negara penyumbang emisi karbon global terbesar kedua setelah Cina.
“Sesuai dengan prinsip yang disepakati bersama. Indonesia tentu akan terus berkomitmen jadi bagian dari solusi untuk mengatasi perubahan iklim,” tambahnya.
Baca Juga: Ketua MPR RI Salurkan Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Para pemimpin dunia mengecam keputusan Trump itu, bahkan Perancis, Jerman dan Italia mengeluarkan pernyataan bersama yang menolak perundingan ulang terhadap kesepakatan tersebut, seperti yang diinginkan Trump.
Trump berdalih kesepakatan Paris 2015 tersebut malah akan merugikan, dan memiskinkan negaranya. Oleh karenanya, dia meminta perundingan itu diulang kembali.
Presiden terpilih Perancis menyebut AS hanya ingin memperdulikan negaranya sendiri. “Amerika Serikat sudah tidak peduli lagi dengan dunia ini,” ujar Macron dalam pernyataan tersebut.
Ungkapan kekecewaan juga muncul dari negara seperti Kanada, Inggris, Swedia, Finlandia, Denmark, Norwegia, serta Islandia.(L/RE1/R01)
Baca Juga: HGN 2024, Mendikdasmen Upayakan Kesejahteraan Guru Lewat Sertifikasi
MI’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun