Washington, MINA – Indonesia resmi melakukan peluncuran Satelit Nusantara Lima (N5) pada Kamis (10/9) dari Cape Canaveral, Amerika Serikat, menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX.
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan, Satelit Nusantara Lima dirancang khusus untuk kepentingan rakyat Indonesia dalam rangka mewujudkan pemerataan akses digital di seluruh wilayah, terutama daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Satelit Nusantara Lima adalah jembatan yang menghubungkan Indonesia tanpa batas. Internet cepat bukan hanya soal teknologi, tapi soal kesempatan yang sama. Anak-anak di Maluku dan Papua akan punya akses belajar yang sama dengan anak-anak di Jakarta, pasien di pulau kecil bisa konsultasi dengan dokter terbaik, dan UMKM kita bisa bersaing di dunia digital. Inilah makna pemerataan digital yang sesungguhnya,” ujar Meutya dalam konferensi pers, Jumat (12/9).
Ia menegaskan, peluncuran satelit ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya kemandirian dan kedaulatan teknologi sebagai bagian dari transformasi digital nasional.
Baca Juga: Kemenag Lepas Keberangkatan 44 Mahasiswa Penerima Beasiswa Kuliah di Maroko
Dengan kapasitas transmisi data sebesar 160 Gbps, Satelit Nusantara 5 tercatat sebagai satelit komunikasi terbesar di Asia Tenggara. Satelit ini akan menempati slot orbit strategis di 113° Bujur Timur atau yang dikenal sebagai “golden spot”, yang mencakup seluruh wilayah Indonesia dan memperkuat konektivitas di kawasan timur Indonesia.
Kehadiran satelit ini akan membuka peluang lebih besar dalam berbagai sektor seperti pendidikan jarak jauh, layanan kesehatan berbasis digital, pengembangan UMKM berbasis daring, hingga penyediaan akses hiburan dan informasi bagi masyarakat di daerah terpencil.
N5 dimiliki oleh PT Satelit Nusantara Lima (SNL), anak usaha dari PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), melalui kolaborasi global bersama Boeing Satellite Systems, Hughes Network Systems, dan SpaceX.
Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) juga memastikan pengelolaan orbit satelit secara legal dan sah, sekaligus menjaga kedaulatan nasional dalam pengoperasian teknologi ini.
Baca Juga: BNPB Perkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami di Sumatera Barat
Peluncuran Satelit Nusantara Lima menandai tonggak sejarah baru bagi Indonesia setelah peluncuran Palapa A1 pada 1976, Nusantara Satu pada 2019, dan SATRIA-1 pada 2023. Dengan N5, Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pengelola teknologi satelit yang menghadirkan manfaat nyata bagi rakyat sekaligus memperkuat posisi strategis Indonesia sebagai pusat konektivitas digital di kawasan Asia Pasifik. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemenlu RI Pulangkan 18 WNI dari Nepal