Nusa Dua, 14 Jumadil Akhir 1437/23 Maret 2016 (MINA) – Indonesia kembali mengharapkan dukungan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) untuk bersama Pemerintah Indonesia mempercepat penanganan pengungsi dan pencari suaka yang saat ini berada di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi pada saat menerima kunjungan kehormatan Assistant High Commissioner for Protection of UNHCR, Volker Turk di sela-sela Regional Ministerial Conference of the Bali Process on People Smuggling, Trafficking in Persons and Related Transnational Crime ke-6 atau BRMC VI di Bali, Selasa (22/3).
“Sebagai negara transit, Indonesia menghargai peran dan dukungan UNHCR terhadap penanganan pengungsi,” jelas Menlu RI dalam pernyataan pers bersama.
Sebagaimana rilis resmi Kementrian Luar Negeri RI, Menlu Retno juga menekankan pentingnya pertemuan Bali Process untuk mencari solusi komprehensif bagi isu migran ireguler.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Kedua pejabat juga bahas rencana kerja sama untuk mencari solusi penanganan akar masalah migran ireguler di kawasan, baik bagi negara yang terkena dampak dan masyarakat internasional berdasarkan prinsip burden sharing and shared responsibility
Berdasarkan data dari UNHCR, sampai Februari 2016 terdapat total 13,829 yang terdiri dari 7,560 pencari suaka dan 6,269 pengungsi yang berada di Indonesia dan berasal dari 44 negara.
Dari jumlah di atas, terdapat sekitar 1.030 pengungsi dan pencari suaka berasal dari Myanmar, termasuk yang tiba di Aceh pada bulan Mei 2015.
Penampungan pencari suaka dan pengungsi dilakukan di 13 rudenim/rumah detensi imigrasi yang tersebar di seluruh Indonesia.(T/P008/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat