Maputo, 10 Jumadil Awwal 1438/8 Februari 2017 (MINA) – Menutup kunjungan kerja ke Afrika, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno L.P Marsudi melakukan serangkaian pertemuan bilateral di Maputo Mozambik dengan Presiden, Perdana Menteri dan Menlu Mozambik.
Pembahasan baik dengan PM maupun Menlu Mozambik, memfokuskan kepada tujuh area prioritas kerja sama ekonomi konkrit Indonesia-Mozambik yang diusulkan Menlu RI, demikian pernyataan Kemlu RI, Rabu (8/2).
Pertama, kerja sama disektor energi, dimana Indonesia mengharapkan dapat diberikan akses lebih besar pada sektor energi Mozambik. Saat ini, terdapat 2 perusahaan Indonesia yang sudah berinvestasi di sektor energi, dan mengharapkan agar kedua perusahaan tersebut terus mendapat didukung untuk melakukan ekspansis operasi di Mozambik.
Kedua, Menlu RI menyoroti pentingnya untuk meningkatkan perdagangan bilateral yang cenderung menurun dalam 3 tahun terakhir. “Kita harus ambil langkah sungguh sungguh untuk mengurangi berbagai hambatan dalam perdagangan kedua negara kita termasuk terkait tarif,” tutur Menlu RI.
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia
Ketiga, Menlu RI terus mendorong upaya perluasan pasar produk-produk Indonesia di Mozambik. Di bidang industri strategis, telah terdapat minat pembelian sejumlah kendaraan lapis baja Anoa dan kapal Fast Attack Missiles oleh Mozambik. Minat tersebut diharapkan dapat segera terealisasi.
Keempat, sama halnya dengan industri strategis, Menlu RI dalam kesempatan tersebut juga menawarkan produk gerbong kereta api Indonesia yang sebelumnya telah berhasil menembus pasar Bangladesh. “Kualitas gerbong kereta api Indonesia sangat baik, yang dapat mendukung program pembangunan sistem transportasi kereta api Mozambik,” ucap Menlu RI.
Kelima, Menlu RI juga menyampaikan kesiapan Indonesia untuk kerja sama dengan Mozambik di sektor security documents, termasuk percetakan uang.
Keenam, Menlu RI mengusulkan kerja sama terkait dengan perdagangan kapas yang juga memiliki potensi signifikan. Indonesia menawarkan mekanisme forward processing untuk komoditas kapas di Mozambik. “Mekanisme tersebut dapat menjadi langkah awal bagi investasi sektor kapas dan tekstil Indonesia di Mozambik,” sebut Menlu RI.
Baca Juga: Afsel Jadi Negara Afrika Pertama Pimpin G20
Ketujuh, Menlu RI juga menyampaikan minat Indonesia juga untuk mengimpor beberapa bahan baku dari Mozambik untuk produksi nasional, seperti tembakau dan berbagai jenis kacang.
Dalam pertemuan dengan Menlu Mozambik, kedua Menlu juga sepakat untuk mendorong finalisasi sejumlah kesepakatan RI-Mozambik di berbagai bidang, yaitu kerja sama perikanan, pertanian dan pengembangan UMKM. “Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama capacity building di sektor yang menjadi prioritas kerja sama, termasuk pertanian, perikanan dan pariwisata,” tegas Menlu RI.
Mozambik merupakan salah satu mitra perdagangan utama RI di Afrika. Pada periode Januari-Oktober 2016, perdagangan kedua negara turun menjadi USD 34 juta dari nilai perdagangan USD 106 juta di tahun sebelumnya.
Kunjungan Menlu Retno ke Mozambik memiliki makna yang signifikan, mengingat kunjungan terakhir Menlu RI ke Mozambik adalah pada tahun 2004. Pada kunjungan kali ini Menlu Retno membawa sejumlah pengusaha di bidang industri strategis dan perbankan, termasuk KADIN RI.
Kehadiran sektor perbankan pada kunjungan, memberikan solusi konkrit terhadap salah satu kendala utama hubungan ekonomi dengan negara-negara Afrika, yaitu pendanaan kerja sama perdagangan.(T/R04/P02)
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)