Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Penyumbang Sampah Plastik di Laut Terbesar Kedua di Dunia

Rana Setiawan - Rabu, 10 Oktober 2018 - 19:23 WIB

Rabu, 10 Oktober 2018 - 19:23 WIB

5 Views

(Foto: MACW)

Bogor, MINA – Asisten Deputi Pelatihan dan Pendidikan, Kementerian Koordinator Kemaritiman Republik Indonesia, TB Haeru Rahayu mengatakan, Indonesia menduduki posisi kedua setelah Tiongkok sebagai penghasil limbah plastik di laut terbesar di dunia. Ini terlihat dari penobatan Sungai Citarum sebagai sungai terkotor di dunia.

Hal ini disampaikannya saat menghadiri International Workshop on Marine Biodiversity, Understanding, Utilization and Conservation di Institut Pertanian Bogor (IPB) International Convention Center (IICC), Bogor, Rabu (10/10).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun di mana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.

Menurut sumber yang sama, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik.

Baca Juga: Sekjend PWI Pusat Wina Armada: Darah Wartawan Darah Pejuang

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi limbah melalui pengurangan, penggunaan kembali dan daur ulang (3R: Reduce, Reuse and Recycle) hingga 30 persen pada tahun 2025. Pemerintah juga menargetkan pengurangan sampah plastik sebesar 70 persen pada 2025.

“Limbah tidak bisa lagi dikelola hanya di hilir, tetapi juga dari hulu atau sebelum menjadi sampah yang dibuang begitu saja. Penanganannya langsung ke sumber masalah, melibatkan semua pemangku kepentingan, mental masyarakat harus berubah untuk memainkan peran dalam mengurangi sampah dari hulu,” ujarnya dalam acara yang digagas oleh Enhancing Marine Biodiversity Research (EMBRIO), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB ini.

Sementara itu, Rektor IPB, Arif Satria dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan ajang bagi peneliti untuk melakukan kolaborasi internasional dalam menghasilkan karya-karya saintifik yang luar biasa.

Dia menjelaskan, IPB beberapa hari lalu telah mengadakan seminar terkait dengan Sustainable Development Goals (SDGs.)

Baca Juga: Dapat Fasilitas Bus Gratis ke Bandung, Peserta OKK: Terima Kasih PWI Kota Bogor

“Kita berkomitmen untuk mencapai poin-poin yang tercantum dalam SDGs. Dalam SDGS ada 40 elemen terkait bawah air dan 10 persennya merupakan area konservasi. Kita tahu bahwa organisme laut berkontribusi pada banyak proses penting yang memiliki efek langsung dan tidak langsung pada kesehatan lautan dan manusia, jelas Rektor ITB.

Arif menegaskan, ada spesies dan kelompok fungsional tertentu yang memainkan peran penting dalam proses ekosistem. Kehilangan spesies tertentu mungkin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap seluruh ekosistem.

“Oleh karena itu, mengapa workshop dua hari ini sangat penting untuk kemajuan semua kehidupan kita melalui penyediaan pengetahuan, teknologi, dan ilmu pengetahuan untuk pemanfaatan dan konservasi keanekaragaman hayati laut,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Direktur Embrio, Mala Nurilmala, pada hari pertama ini para peneliti dan mahasiswa dari Jepang dan Australia (partner Embrio) akan mempresentasikan hasil penelitiannya. Kemudian di hari kedua akan diselenggarakan coaching clinic yang berisi pelatihan bagaimana menulis di jurnal international dari berbagai pembicara yang bereputasi di kalangan penulis baik dari Jepang maupun dari Australia.

Baca Juga: Peringati Hari Bakti PU ke-79, Pj Gubernur Jateng Pamerkan Capaian Infrastruktur

“Mereka akan sharing bagaimana cara menulis yang baik. Kita ingin mendukung supaya paper-paper yang berada di ranah marine biodiversity ini bisa dipublikasikan dengan baik,” ujarnya di hadapan peserta yang datang dari seluruh Indonesia. Diantaranya peneliti dan mahasiswa dari Jakarta, Riau, Bandung, Aceh.

Harapannya peserta bisa bertemu langsung dengan para reviewer kemudian mendapatkan tambahan informasi terkait bagaimana menulis yang baik hingga submit ke jurnal-jurnal bereputasi.

Hal ini didukung oleh Dekan FPIK IPB, Dr. Ir. Luky Adrianto yang mengatakan, Embrio ini merupakan platform baru untuk meningkatkan publikasi termasuk jurnal dan prosiding agar mendapat kualitas lebih baik lagi. Acara ini juga bagian dari strategi untuk saling berkolaborasi antara peserta yang hadir.(R/R01/P1)

 

Baca Juga: Akibat Cuaca Buruk Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni Terhambat

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kementerian Luar Negeri RI (foto: Topcareer.id)
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
MINA Millenia