Jakarta, MINA – Direktur Program Dompet Dhuafa DD Bambang Suherman mengatakan, Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar nomor dua di dunia setelah Tiongkok.
Hal itu di sampaikan dalam Diskusi Publik Word Clean Up Day 2109 yang diadakan dengan tema “Ke Mana Sampah Kita”, Sabtu (21/9).
Menurut Bambang, meski begitu, pengelolaan sampah plastik masih rendah, tanggung jawab perusahaan-perusahaan terhadap sampah-sampah mereka pun minim.
Data Sustainable Waste Indonesia (SWI) menunjukkan kurang dari 10% sampah plastik terdaur ulang dan Iebih 50% tetap berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).
Baca Juga: Puluhan WNI yang Dievakuasi dari Iran Masih Berada di Azerbaijan
Data yang diperoleh dari United Nations Oceans Convention pada tahun 2017, limbah plastik di lautan telah membunuh satu juta burung Iaut dan 100 ribu mamalia Iaut, kura-kura dan ikan.
Ia memaparkan, menurut peneliti dari Universitas Georgia, Amerika Serikat (AS), Jenna Jambeck (2015), Indonesia berada di urutan kedua dengan penyumbang sampah plastik di Iaut terbesar sebanyak 187,2 ton. Diikuti oleh Filipina 83,4 juta ton, Vietnam 55,9 juta ton dan Sri Lanka14,6 juta ton.
Cina peringkat pertama penyumbang sampah plastik terbesar di Iaut sebanyak 262,9 juta ton.
Seperti kasus yang terjadi di kota-kota besar beberapa kurun waktu ini, sejumlah sampah plastik menumpuk di sungai-sungai sehingga menutup area sungai dan mematikan ekologi lingkungan sekitar.
Baca Juga: Indonesia-Malaysia Tegaskan Dukungan untuk Kemerdekaan Palestina
“Lingkungan adalah sumber daya bagi mata pencaharian masyarakat, merawatnya berarti merawat sumber-sumber penghidupan masyarakat. Bila lingkungan sudah rusak, maka kehidupan masyarakat akan cepat berangsur-angsur tenggelam. Kepedulian kita serta gerakan bersama diharapkan mengembalikan ekosistem lingkungan tersebut,”ujar Bambang. (L/Gun/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Presiden Prabowo Sambut PM Malaysia Anwar Ibrahim di Istana Merdeka