Jakarta, 10 Shafar 1438/10 November 2016 (MINA) – Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat perkembangan produk investasi berbasis syariah.
Hal ini disampaikan oleh Head of Islamic Capital Market Development Bursa Efek Indonesia, Irwan Abdalloh dalam Grand Launching Program HPX Syariah sekaligus Pembukaan Perdagangan Saham Bursa Efek di Gedung Bursa Efek Jakarta, Kamis (10/11) pagi.
“Baik di tingkat global maupun regional,” kata Irwan.
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan produk investasi syariah, khususnya produk pasar modal, menunjukkan pertumbuhan cukup signifikan.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Indeks saham syariah Indonesia mencatatkan pertumbuhan 20 persen tahun ini per 20 September 2016. Itu menjadi pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan indeks saham syariah global lainnya.
Kembali Irwan menjelaskan, dalam lima tahun terakhir, indeks saham syariah Indonesia (ISSI) tumbuh 43 persen, sedangkan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 41persen.
Selain itu, saham yang termasuk dalam Daftar Efek syariah (DES) per Juni 2016 sebanyak 306 saham dan mencapai 53 persen dari seluruh komposisi saham yang terdaftar di bursa.
Dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia no 80/DSN-MUI/III/2011, tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek, Irwan mengharapkan dapat memancing investor masuk ke pasar modal, sebab tidak ada keraguan tentang hukum bertransaksi saham syariah sehingga pasar modal syariah semakin bangkit. (L/P002/P001)
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Miraj Islamic News Agency (MINA)