indonesia/nasional/tingkatkan-promosi-indonesia-diplomat-perlu-blusukan/attachment/kemlu-3/" rel="attachment wp-att-58222">Jakarta, 30 Rabiul Awwal 1436/21 Januari 2015 (MINA) – Pemerintah melalui kementrian luar negeri menyatakan prihatin atas perkembangan yang terjadi di Sana’a, ibukota Yaman setelah kelompok Al-Houthi menyerang dan menguasai Istana Kepresidenan Yaman pada Selasa (20/1).
“Pemerintah Indonesia berharap pihak-pihak bertikai di Yaman dapat menahan diri dan memperhatikan keselamatan dan mengutamakan perlindungan seluruh warga sipil di Yaman, khususnya ibukota Sana’a,” kata Kemenlu dalam sebuah pernyataan yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Serangan ini menimbulkan ketegangan baru semenjak kesepakatan antara pemerintah Yaman dan kelompok Al-Houthi pada September 2014.
Pemerintah mengatakan pihaknya terus berkomunikasi dan memantau dari dekat kondisi di Yaman melalui KBRI Sana’a.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Warga Indonesia telah dihimbau untuk terus waspada dan berhati-hati serta selalu menjalin komunikasi dengan KBRI Sana’a serta sesama warga Indonesia lainnya,” tambah Kemenlu.
Kelompok Houthi yang berideologi syi’ah, mengepung kediaman utama Perdana Menteri Khalid Bahah di ibukota Sanaa, setelah ia lolos dari serangan terhadap konvoinya, memicu tuduhan upaya kudeta.
Juru bicara pemerintah Rajih Badi mengatakan, Senin (19/1), Bahah di Istana Republik dikepung meskipun gencatan senjata kedua kali telah dicapai oleh kedua pihak yang berseteru di Sanaa.
Di hari yang sama, gencatan senjata disepakati dalam pertemuan antara wakil dari Houthi dan Menteri Pertahanan dan Dalam Negeri Yaman.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Gencatan senjata diikuti oleh pertempuran jalanan antara tentara Yaman dan pejuang Houthi yang dimulai Senin pagi di dekat istana presiden, yang dengan cepat menyebar ke daerah-daerah strategis lainnya di Sanaa.
Kepala Editor Yaman Post, Hakim Al-Masmari menjelaskan, pertempuran Senin di Sanaa lebih intens dibandingkan yang terjadi ketika Houthi menguasai kota pada September tahun lalu. (T/R04/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata