Labuan Bajo, MINA – Presiden RI Joko Widodo menyayangkan terjadinya baku tembak saat penyerahan bantuan kemanusiaan di Myanmar.
“Ini masalahnya adalah masalah akses. Kemarin, AHA Center didampingi tim monitoring ASEAN akan menyerahkan bantuan kemanusiaan, tetapi sangat disayangkan di tengah perjalanan terjadi baku tembak,” ucap Jokowi dalam konferensi pers di Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Senin (8/5).
Menurut Presiden Jokowi, berbagai upaya telah dilakukan oleh Indonesia dan melalui keketuaannya di ASEAN mampu memfasilitasi The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre).
Setelah tertunda cukup lama karena masalah akses, Presiden mengatakan, joint needs assesmen mampu diselesaikan.
Baca Juga: Abaikan Sanksi AS, Albanese Dukung Konferensi Kelompok Den Haag
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi juga telah menjelaskan bahwa ada dua tahap bantuan kemanusiaan untuk Myanmar.
Tahap pertama terkait dengan life saving, telah selesai dilakukan karena terkait dengan bantuan penanggulangan COVID-19, dan tahap kedua life sustaining.
“Tahap kedua ini sempat alami hambatan karena kurangnya akses kepada AHA Centre untuk menjangkau penduduk yang memerlukan terutama di wilayah-wilayah yang di luar kontrol militer Myanmar,” ujar Retno.
Indonesia kembali menegaskan agar kekerasan di Myanmar segera dihentikan. Menurut Presiden Joko Widodo, situasi di negara tersebut saat ini tidak membuat pihak mana pun menang, tapi hanya membuat rakyat menjadi korban.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar Lakukan 532 Pelanggaran HAM Selama Juni
Untuk itu, keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun ini, ditegaskan Presiden akan terus mendorong implementasi dari lima poin kesepakatan atau “Five-Point Consensus”. Salah satu poin dalam kesepakatan tersebut adalah berkaitan dengan bantuan kemanusiaan. (R/RE1/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Demonstrasi Besar-besaran Berlangsung di Argentina untuk Dukung Palestina