Indonesia Siap Jembatani OKI Bantu Situasi di Rakhhine

Foto: Kemlu RI

Kuala Lumpur, 20 Rabi’ul Akhir 1438/19 Januari 2017 (MINA) – Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi mengatakan, siap berperan sebagai ‘jembatan’ Organsasi Kerjasama Islam () guna membantu memperbaiki situasi di negara bagian Rakhine.

Hal tersebut disampaikan Menlu Retno dalam pertemuan Konferensi Tingkat Menteri Luar Biasa (KTM LB) negara-negara  OKI di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (19/1), yang membahas tentang penderitaan kelompok minoritas di Myanmar.

Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan Kemlu RI, Menlu Retno juga menyampaikan kembali keprihatinan Indonesia mengenai situasi keamanan dan kemanusiaan di negara bagian Rakhine sejak terjadinya konflik pada 9 Oktober 2016. Selain itu, Menlu RI juga menegaskan pentingnya Pemerintah Myanmar untuk terus menghormati dan melindungi HAM bagi semua komunitas di negara bagian Rakhine.

Menlu Retno juga menyampaikan berbagai langkah yang telah dilakukan Indonesia untuk membantu Myanmar. Secara khusus Menlu RI menyebutkan telah melakukan pertemuan terpisah dengan Aung San Suu Kyi, mantan Sekjen PBB Kofi Annan, Perdana Menteri serta Menlu Bangladesh, serta kunjungan ke camp pengungsi Rohingya di Cox Bazar, Bangladesh.

Indonesia juga telah berhasil mendorong Myanmar untuk mengadakan pertemuan Menlu ASEAN Retreat pada Desember 2016. Pertemuan tersebut berhasil mendorong Myanmar membuka akses bantuan kemanusiaan dari ASEAN kepada seluruh komunitas di Rakhine, membuka akses secara bertahap kepada media, dan kesediaan Myanmar untuk memberitahu perkembangan berkala mengenai situasi di kepada Menlu ASEAN.

Pertemuan luar biasa Para Menteri Luar Negeri OKI ini menyepakati dua dokumen. Pertama, Resolusi mengenai situasi kelompok di Myanmar, yang antara lain meminta negara anggota OKI untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan meminta pemerintah Myanmar untuk membuka akses bagi pemberian bantuan kemanusiaan. Kedua, Final Communique yang antara lain meminta Perwakilan OKI di New York, Jenewa dan Brussels secara periodik melakukan ulasan terhadap perkembangan di Myanmar.(T/R04/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)