Jakarta, MINA – Para pemangku kepentingan lintas sektor di Indonesia menandatangani Janji Publik pada Senin (19/5), menandai penutupan Konferensi Pendidikan Indonesia (KPI) 2025 dan komitmen bersama untuk mereformasi sistem pendidikan agar lebih inklusif, adil, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Janji tersebut dibacakan secara simbolis oleh perwakilan pemerintah pusat dan daerah, serta didukung oleh DPR RI, DPRD, organisasi guru, komunitas orang tua, pelaku pendidikan swasta, akademisi, organisasi siswa, media, dan masyarakat sipil.
“Janji ini merupakan bentuk keberanian untuk memperkuat gerakan kolektif dan mendorong perubahan sistemik dari kebijakan pusat hingga praktik akar rumput,” kata Ketua Lingkar Daerah Belajar (LDB), Stien Matakupan.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, dalam pidato penutup menekankan pentingnya semangat kolaborasi. Ia menyebut program afirmatif daerah, seperti penyaluran Kartu Jakarta Pintar (KJP) kepada lebih dari 707.000 siswa dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) kepada hampir 16.000 mahasiswa sebagai contoh nyata perluasan akses pendidikan.
Baca Juga: Kamu Pernah Gelisah? Ini Tandanya Hati Kamu Masih Hidup
“Pendidikan tidak berhenti di ruang kelas. Kami membuka akses gratis ke ruang edukatif publik seperti TMII, Monas, dan museum bagi penerima KJMU,” ujarnya.
Konferensi dua hari ini mempertemukan ratusan peserta dari sektor pendidikan, termasuk guru, kepala sekolah, pembuat kebijakan, organisasi masyarakat, dunia usaha, serta perwakilan anak dan keluarga. Diskusi yang berlangsung fokus pada adaptasi sistem pendidikan terhadap perkembangan teknologi dan kesenjangan akses antarwilayah.
KPI 2025 menekankan pentingnya inisiatif daerah dan kolaborasi multipihak sebagai kunci dalam menjembatani ketimpangan kualitas pendidikan. Gerakan tersebut menempatkan anak sebagai pusat keputusan dan mendorong pendidikan berbasis keadilan sosial.
Lingkar Daerah Belajar, penyelenggara konferensi, merupakan jaringan kolaboratif antar daerah yang fokus membangun ekosistem pendidikan lebih adil dan kontekstual melalui partisipasi aktif berbagai pihak di tingkat lokal maupun nasional.[]
Baca Juga: Pintar Tapi Sombong, Cerdas Tapi Tak Tahu Diri: Gagalnya Pendidikan Tanpa Adab
Mi’raj News Agency (MINA)