Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Terus Alirkan Bantuan bagi Pengungsi Rohingya di Bangladesh

Rana Setiawan - Selasa, 11 September 2018 - 00:46 WIB

Selasa, 11 September 2018 - 00:46 WIB

5 Views

dok: Anadolu Agency

​​​Dhaka, MINA – Satu tahun sudah tragedi kemanusiaan yang membuat eksodus pengungsi Muslim Rohingya dari Rakhine State ke Bangladesh terjadi. Lebih dari 700 ribu orang kini masih tinggal di kamp-kamp pengungsi di Cox’s Bazar.

Sejak eksodus pengungsi ke Bangladesh pada 25 Agustus 2017 lalu, Indonesia terus memberikan bantuan kemanusiaan.

Menurut catatan KBRI Dhaka, jumlah bantuan kemanusiaan Indonesia yang diberikan melalui Indonesian Humanitarian Alliance (IHA), gabungan dari 11 lembaga kemanusiaan yang diresmikan oleh Menteri Luar Negeri, telah mencapai sekitar Rp18 miliar hingga September 2018.

Jumlah tersebut meliputi bantuan kemanusiaan dalam bentuk pembangunan shelter pengungsi, pengiriman tenaga medis, penyediaan klinik darurat, penyediaan mobile clinic dan ambulans, bantuan pangan dan pendidikan, dan fasilitas ibadah.

Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar

Angka tersebut juga di luar jumlah bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia secara langsung ke Pemerintah Bangladesh berupa 74 ton bahan pangan, pakaian, dan obat-obatan dalam 8 sorti pengiriman.

Angka tersebut juga di luar bantuan-bantuan kemanusiaan yang diberikan langsung oleh masyarakat Indonesia melalui LSM lainnya seperti ACT dan PKPU. ACT bahkan telah memberikan bantuan 1.000 integrated community shelter untuk pengungsi Rohingya.

Indonesia sendiri juga tengah membangun rumah sakit untuk membantu korban-korban kekerasan di Rakhine State. Rumah Sakit Indonesia yang dibangun lembaga kegawatdaruratan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) bekerjasama dengan Pondok Pesantren Al-Fatah dan beberapa elemen lainnya.

Ketua Divisi Konstruksi Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang menjabat sebagai Manajer Proyek RS Indonesia, Idrus M Alatas menyampaikan, pembangunan Rumah Sakit Indonesia ini tentu berbeda kondisinya dengan membangun di wilayah yang aman.

Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi

Pembangunan di wilayah konflik seperti Rakhine State kerap menghadapi berbagai kendala seperti situasi keamanan, perizinan, material dan jumlah sumber daya manusia pekerja lokal.

“Hal ini membuat progress pembangunan kadang terlambat dari jadwal yang seharusnya, diharapkan dapat mengejar progress pembangunan. Sehingga pembangunan bisa selesai sesuai jadwal,” pungkasnya.

Pasca 1 tahun peringatan tragedi kemanusiaan di Rakhine State​​​, bantuan kemanusiaan Indonesia masih terus mengalir, utamanya dalam bentuk bantuan pelayanan kesehatan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang merespon krisis ​​​dengan cepat. Tiga bulan pasca eksodus besar-besaran warga etnis Rohingya ke Bangladesh, Indonesia membangun field hospital di kamp pengungsian Rohingya di Jamtoli, Cox’s Bazar.

Baca Juga: Diboikot, Starbucks Tutup 50 Gerai di Malaysia

Setidaknya sebanyak 30,000 pengungsi telah mendapatkan pelayanan kesehatan dari field hospital Indonesia. Sejak pendiriannya pada bulan November 2017, pekerja kemanusiaan asal Indonesia secara langsung terlibat dalam pengoperasian pusat pelayanan kesehatan tersebut.

Sejak bulan Juli 2018, bantuan kesehatan Indonesia dikelola oleh partner lokal We The Dreamers untuk efektivitas pelayanan.

KBRI Dhaka secara khusus memantau seluruh bantuan kemanusiaan Indonesia untuk para pengungsi Rohingya. Secara berkala KBRI Dhaka melakukan monitoring langsung ke filed hospital, shelter, maupun warehouse bantuan kemanusiaan Indonesia di kamp-kamp pengungsi di wilayah Jamtoli, Cox’s Bazar.​​

Berdasarkan data yang dihimpun oleh UNICEF, dari sekitar 700 ribu jumlah pengungsi Rohingya, 350 ribu di antaranya adalah anak-anak. Bahkan setiap hari sekitar 60 bayi lahir di kamp-kamp pengungsi Rohingya.

Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas

Bantuan kemanusiaan dari komunitas Internasional masih sangat dibutuhkan untuk membantu beban dan mengukir masa depan pengungsi Rohingya. (R/R01/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hongaria Cemooh Putusan ICC, Undang Netanyahu Berkunjung

Rekomendasi untuk Anda

Kementerian Luar Negeri RI (foto: Topcareer.id)
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia