Jakarta, MINA – Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan Konferensi Internasional Muslim Tuli ke-3 (3rd International Conference of Deaf Muslims/ICDM) yang digelar di Jakarta pada Jumat-Sabtu, 29-30 November 2019.
Konferensi yang digelar atas kerjasama Global Deaf Muslim (GDM), Yayasan Majelis Ta’lim Tuli Indonesia (MTTI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini dihadiri sekitar lebih dari 200 perwakilan Muslim Tuli dari 34 negara.
Wakil Ketua Umum Pimpinan Pusat DMI Komjen Polisi H. Syafruddin, saat menjadi pembicara kunci dan membuka konferensi, Jumat (29/11), mengungkapkan bahwa pihaknya mengapresiasi penuh program GDM, sebagai tempat berhimpun keluarga besar tuli muslim.
Menurutnya, program-program ICDM telah memberikan dan menebarkan pembelajaran dalam memahami serta mengamalkan ajaran Islam.
“ICDM juga telah berikhtiar sangat baik berupaya meng-update isu-isu keislaman global, terutama yang terkait dengan kaum tuli di seluruh dunia,” kata Syafruddin yang diterjemahkan ke dalam bahasa isyarat oleh juru bicara bahasa isyarat.
Sebagai wujud sinergitas DMI dalam mendukung program-program GDM, lanjut dia, pihaknya telah mengusung program unggulan masjid ramah anak dan disabilitas.
Konferensi ini juga dihadiri Presiden GDM, Nashiru Abdulai; Ketua Yayasan MTTI, Aprizar Zakaria; dan para narasumber dari berbagai negara.
Ketua Panitia Rama Sakti menjelaskan, konferensi yang bertajuk “The Beauty of Islam Through Sign Language” (Keindahan Islam Melalui Bahasa Isyarat) itu bertujuan untuk membahas tentang segala upaya yang bisa menyediakan pengetahuan tentang agama Islam kepada kaum Tuli maupun heart of hearing yang merupakan bagian dari komunitas Islam.
Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Ilmu Senjata Terkuat Bebaskan Al-Aqsa
“Konferensi Internasional ini tentu menjadi pekerjaan yang besar yang tidak mungkin dapat terlaksanakan tanpa dukungan dari banyak pihak, termasuk media massa,” kata Rama yang juga Wakil Ketua MTTI kepada MINA.
Dia mengatakan, konferensi ini juga untuk mempromosikan dan menumbuhkan kesadaran pemikiran masyarakat umum maupun pemerintah, bahwa muslim Tuli baik di Indonesia maupun di dunia membutuhkan akses dakwah yang sesuai dengan kondisi mereka.
“Sehingga kami tidak ketinggalan dari masyarakat lain dalam beribadah dan bertaqwa kepada Allah SWT,” ujar Rama yang menyampaikan dalam bahasa isyarat diterjemahkan oleh Juru Bicara Bahasa Isyarat Ustaz Fahmi Azis.
Dia menyatakan, saat ini Dakwah Islam berkembang pesat di Indonesia. Perkembangan dakwah itu ikut mempengaruhi gairah belajar kaum Tuli terhadap agama Islam.
Baca Juga: Kunjungi Rasil, Radio Nurul Iman Yaman Bahas Pengelolaan Radio
“Hal ini tentu wajib disyukuri dan didukung oleh semua pihak yang dapat memberikan akses belajar bagi kaum Tuli,” imbuh Rama.
Seiring dengan semangat dan antusiasme dalam konfererensi tersebut, Kopi Kapal Api dan Permen Relaxa bersama GAPPMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman) turut mendukung penyelenggaraan ICDM ke-3 ini.
“Kami di Grup Kapal Api merasa turut bersemangat melihat saudara-saudara kita dari Indonesia dan mancanegara yang pada hari ini hadir dalam ICDM ke-3 di Jakarta. Semangat untuk terus maju, juga menjadi salah satu core value kami di Kapal Api yakni untuk terus mengembangkan diri,” imbuh Pangesti Bernardus, Head of Corporate Communication Kapal Api Global.
Menurut dia, pengembangan diri yang berkelanjutan harus terus berlangsung sepanjang hayat, tentunya dengan sepenuh semangat.
Cikal bakal dari konferensi internasional bagi kaum Muslim Tuli berawal dari dibentuknya sebuah organisasi muslim Tuli tingkat Internasional bernama Global Deaf Muslim (GDM) yang berpusat di Amerika Serikat.
Sejak pendiriannya, GDM beranggotakan 50 Negara di seluruh dunia ini telah menyelenggarakan dua konferensi internasional, yaitu Internasional Conference of Deaf Muslims (ICDM) yang pertama kali di Qatar pada 2013. ICDM ke-2 digelar di Malaysia pada 2016.(L/R01/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sertifikasi Halal untuk Lindungi UMK dari Persaingan dengan Produk Luar