Jakarta, MINA – Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan ke-25 ASEAN-New Zealand Dialogue yang berlangsung di Jakarta pada 10-11 April 2018.
Pertemuan ini merupakan reguler tahunan antar Senior Officials (SOM) Negara-negara ASEAN dan New Zealand (Selandia Baru), yaitu pejabat tinggi setingkat Wakil Menteri Luar Negeri dan/atau Direktur Jenderal yang menangani urusan ASEAN di masing-masing Kementerian Luar Negeri.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI, Dubes Jose Tavares, selaku SOM Leader ASEAN-Indonesia, sedangkan delegasi Selandia Baru akan dipimpin oleh Deputy Secretary of the Americas and Asia Group MFAT New Zealand, Ben King.
Pada kesempatan tersebut, Dirjen Kerja Sama ASEAN Jose Tavares menyampaikan pencapaian Indonesia yang merupakan negara koordinator ASEAN untuk kerja sama kemitraan ASEAN dengan Selandia Baru tahun 2015-2018.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Sore Hari Ini
Kekoordinatoran Indonesia akan berakhir pada bulan Juli/Agustus tahun ini saat pelaksanaan Pertemuan ASEAN Post Ministerial Conference+1 with New Zealand di Singapura, dan akan digantikan oleh Kamboja sebagai negara koordinator yang baru. Selanjutnya, Indonesia akan menjadi negara koordinator ASEAN untuk kerja sama kemitraan ASEAN dengan Rusia tahun 2018-2021.
Pertemuan ke-25 ASEAN-New Zealand Dialogue ini cukup spesial bagi Indonesia karena berlangsung di akhir masa kekoordinatoran Indonesia.
“Selama menjadi negara koordinator, Indonesia berhasil mendorong tercapainya peningkatan hubungan kerja sama kemitraan ASEAN-Selandia Baru,” ujar Jose.
Ia menjelaskan, pertemuan Dialogue di Jakarta ini akan dimanfaatkan untuk melihat kembali kemitraan strategis ASEAN-Selandia Baru selama 3 tahun terakhir, yang diharapkan akan memperkuat kemitraan strategis ini di tahun-tahun mendatang.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Selain itu, dalam Pertemuan Dialogue ini, akan dilakukan pula tukar pikiran mengenai perkembangan di ASEAN, di Selandia Baru dan Pasifik, serta perkembangan berbagai isu regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama, seperti Regional Architecture, Terorisme, Ekstrimisme, dan Kejahatan Lintas Negara, negosiasi RCEP, Perubahan Iklim, serta Agenda PBB Pasca 2015.(L/R04/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan