Tunis, MINA – Pemerintah Indonesia dan Tunisia menyepakati untuk saling meningkatkan akses pasar bagi produk pertanian dan perikanan masing-masing.
“Untuk produk Indonesia, diutamakan pada minyak sawit, minyak kernel, ikan tuna dan rumput laut. Sementara Tunisia fokus pada minyak zaitun dan kurma,” kata Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Kemlu RI Desra Percaya dalam Konsultasi Bilateral ke-1 Indonesia-Tunisia di Tunis, Tunisia pada Jumat (27/9).
Ia mengatakan, Tunisia merupakan mitra dekat Indonesia dalam mendorong kerja sama ekonomi. Proses negosiasi PTA yang saat ini masih berlangsung, diharapkan nantinya dapat berperan pada peningkatan nilai perdagangan antar kedua negara.
Menurutnya, Indonesia perlu memanfaatkan potensi yang dimiliki Tunisia dalam upaya penetrasi pasar bagi produk ekspor Indonesia ke kawasan Afrika Utara, Sub Sahara dan Eropa, dengan menjadikannya sebagai pintu masuk.
Baca Juga: Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum, Prabowo Bahas Kerjasama Ekonomi
Karena selain letak geografisnya yang strategis, Tunisia juga memiliki banyak perjanjian perdagangan bebas dengan sejumlah negara di tiga kawasan dimaksud.
Di samping isu perdagangan, kedua belah pihak juga telah menyepakati peningkatan kerja sama dalam mempromosikan Islam moderat.
“Indonesia dan Tunisia memiliki modal yang sama sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim sekaligus negara demokrasi,” jelas Desra.
Menurut Desra, selain dapat bekerja sama dalam tukar menukar pengalaman di bidang demokrasi sebagaimana yang telah terjalin selama ini, kedua negara dapat berkolaborasi dalam mempromosikan nilai-nilai luhur Islam yang bersifat moderat, penuh toleran dan cinta damai.
Baca Juga: Rupiah Berpotensi Melemah Efek Konflik di Timur Tengah
Kerja sama tersebut diharapkan dapat berperan dalam upaya bersama untuk menangkal paham-paham radikal yang banyak menyasar kalangan muda. (T/Sj/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Komite Perlindungan Jurnalis Kutuk Israel atas Tebunuhnya Tiga Wartawan di Lebanon