Jakarta, MINA – Pemerintah Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA) menggelar pertemuan tingkat menteri di Jakarta Selatan, Kamis (1/2).
Pertemuan yang dipimpin Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama Menteri Energi dan Infrastruktur, Suhail Mohamed Al Mazrouei itu membahas mengenai investasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur (Kaltim), hingga penemuan cadangan gas di Laut Andaman, 100 km lepas pantai Sumatera bagian utara Indonesia.
“Tadi disampaikan bahwa kita sudah berpartner dengan UEA mengenai energi salah satunya yang ada di Cirata, di mana itu menjadei solar panel terapung terbesar di Asia Tenggara. Lalu kemarin juga ada investasi infrastruktur di jalan tol. pihaknya juga masih melakukan eksplorasi (kerjasama) lain yang banyak,” ujar Erick Thohir.
Dalam kesempatan itu, Erick didampingi Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury mengatakan, dalam pertemuan juga dibahas lebih lanjut mengenai kerjasama di bidang telekomunikasi dan berbagai bidang lainnya.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
Di sisi lain, Wamenlu RI Pahala Mansury berharap kerja sama bilateral antara Indonesia dan UEA semakin erat dan memberikan dampak signifikan terhadap kedua negara.
“Kami berharap Indonesia-UEA CEPA yang mulai berlaku pada bulan September tahun lalu juga dapat memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kerja sama ekonomi antara Indonesia dan UEA,” kata Pahala.
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia – Uni Emirat Arab (Indonesia-UAE Comprehensive Economic Partnership Agreement/I-UAE CEPA) mulai berlaku sejak 1 September 2023.
Sementara itu, Menteri Suhail mengatakan bahwa UEA tertarik untuk menanamkan investasi di berbagai sektor di Indonesia.
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
“Kami selaras untuk mempromosikan investasi di Indonesia. Tentu saja kami tertarik dan perwakilan delegasi UEA dan keberagaman latar belakang mereka menunjukkan ketertarikan kami untuk berinvestasi di Indonesia secara umum,” katanya.
Suhail mengatakan sejumlah sektor telah diseleksi agar pemerintah UEA fokus menanamkan investasi di Indonesia. Sektor itu di antaranya energi hijau, logistik, infrastruktur, investasi bidang pangan, dan keamanan.
Lebih lanjut, Suhail memastikan UEA sudah dipastikan akan berinvestasi di IKN, untuk menjajaki investasi dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di IKN.
“Kami berkolaborasi dengan otoritas investasi Indonesia untuk melihat peluang investasi serta mendiskusikannya bersama. Kami harap bisa membawa investasi signifikan dari UEA. Khususnya, di bidang infrastruktur dan berbagai pelayanan di Ibu Kota Negara (IKN), salah satunya adalah energi terbarukan,” ujarnya.
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara
Tidak hanya itu, Suhail mengatakan, pada akhir 2023, UEA menemukan cadangan gas alam di Laut Andaman. Dengan penemuan ini, Suhail mengatakan diharapkan bisa mendukung Indonesia untuk perbanyak lapangan pekerjaan.
“Penemuan ini memberikan kita harapan untuk masa depan. Kami akan melanjutkan (eksplorasi) dari temuan itu. Kami berharap semoga kami bisa menemukan lebih banyak sumber, yang mana bisa mendukung ekonomi Indonesia dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” katanya.
Perusahaan asal UEA Mubadala Energy berhasil menemukan cadangan gas bumi sebanyak 6 triliun kaki kubik (Tcf) di sumur eksplorasi Layaran-1 Blok South Andaman. Penemuan jumbo ini berpotensi mendorong peningkatan investasi hulu migas di masa mendatang.
Lokasi penemuan cadangan gas jumbo ini sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara, Indonesia. Blok South Andaman merupakan blok migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya pada Februari 2019 dengan menggunakan sistem fiskal gross split.(L/R1/R2)
Baca Juga: Presiden Prabowo Beri Amnesti ke 44 Ribu Narapidana
Mi’raj News Agency (MINA)