Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Industri Militer Israel Masukkan Ekspor Produknya dalam Perjanjian dengan UEA

Zaenal Muttaqin - Rabu, 26 Agustus 2020 - 05:07 WIB

Rabu, 26 Agustus 2020 - 05:07 WIB

5 Views

Tel Aviv, MINA – Meskipun Israel menyatakan penentangannya terhadap penjualan jet F-35 Amerika Serikat (AS) ke Uni Emirat Arab (UEA), itu akan menguntungkan secara ekonomi jika terjadi kesepakatan seperti itu, karena pesawat tempur paling canggih di dunia ini diproduksi di Israel.

Demikian menurut laporan surat kabar Israel Marker pada Selasa (25/8) yang dikutip MINA.

Pada akhir 2014, jalur produksi untuk F-35 dipasang di pabrik Lahav di Lod, milik IAI. Menurut kontrak yang ditandatangani oleh Israel dan Amerika Serikat, jalur produksi ini akan menghasilkan 811 pesawat dalam waktu dua puluh tahun, dan keuntungan yang akan dihasilkan oleh industri kedirgantaraan ini melebihi dua miliar dolar.

Kontrak tersebut menetapkan, pesawat akan dijual ke beberapa negara, dipimpin oleh Amerika Serikat, tetapi kontrak tersebut melarang penjualan sayap ke Turki, yang juga memiliki pesawat F-35.

Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian

Pabrik Israel adalah satu dari tiga pabrik yang memproduksi pesawat ini. Lahav telah menghasilkan 100 pesawat hingga saat ini. Menurut surat kabar tersebut, tidak dikecualikan bahwa pesawat F-35 yang akan diperoleh UEA adalah buatan Israel.

Di antara topik yang difokuskan pada pertemuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Selasa, adalah penjualan pesawat F-35 ke UEA selain larangan penjualan senjata ke Iran.

Surat kabar tersebut mengatakan, UEA tidak akan membeli satu skuadron penuh pesawat F-35, yang mencakup 25 pesawat, tetapi kurang dari itu, yang berarti bahwa ini tidak dianggap sebagai kesepakatan raksasa bagi perusahaan “Lockheed Martin”, produsen pesawat tersebut.

Surat kabar itu menambahkan, pertanyaan mendasar saat ini di hadapan tentara Israel adalah apakah mereka akan membeli skuadron F-35 lagi, selain dua skuadron yang dimilikinya, atau membeli satu skuadron F-15.

Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza

Di sisi lain, perusahaan Israel yang memproduksi drone, yaitu Aerospace Industries, Elbeit dan Raphael, menunggu untuk mengetahui batasan apa pun yang akan dihapus Amerika Serikat dari mengekspor drone ini ke UEA dan mungkin ke negara lain di kawasan itu.

Dua tahun lalu, Presiden AS Donald Trump menghapus pembatasan penjualan pesawat semacam itu ke negara-negara tertentu di dunia.

Surat kabar tersebut menunjukkan, perjanjian dengan UEA akan menghapus batasan lain, yang akan meningkatkan intensitas persaingan antara perusahaan Israel dan Amerika, terutama karena Presiden AS dan Menteri Luar Negeri AS, secara umum, berupaya untuk mendorong kesepakatan antara negara asing dan industri senjata AS.

Menurut surat kabar tersebut, industri militer Israel ingin Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Keamanan Benny Gantz mengakui, bahwa mereka tidak memiliki keputusan tentang kesepakatan F-35 dengan UEA, dan bahwa penjualan senjata Israel ke UEA adalah bagian dari perjanjian aliansi dan normalisasi hubungan dengan negara ini. (T/B04/RI-1)

Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Hujan Deras Rusak Tenda-Tenda Pengungsi di Gaza

Rekomendasi untuk Anda