Jakarta, 23 Dzulhijjah 1435 H/17 Oktober 2014 M (MINA) – Ketua Asosiasi Hotel dan Restoran Syariah Indonesia, Riyanto Sofyan mengatakan, industri wisata syariah dunia mengalami kemajuan yang pesat dan signifikan.
“Ada dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan wisata syariah meningkat, pertama, kondisi sosial trend yang memang mendukung yaitu back to nature. Kedua, jumlah muslim yang besar yaitu 1,6 miliar orang di seluruh dunia,” kata Sofyan Riyanto, kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Hotel Sofyan, Jakarta, Sabtu sore.
Ia mengatakan, tingkat pertumbuhan penduduk muslim dua kali lipat rata-rata tingkat pertumbuhan populasi penduduk dunia. Jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia mencapai Rp. 9,4 triliun lebih besar dari negara Cina. Selain jumlah penduduknya yang besar, kemampuan ekonomi juga besar.
“Mereka itu memiliki Rp. 4,8 trilun pendapatan pakai yang dapat dikeluarkan untuk industri pariwisata,” kata Sofyan.
Baca Juga: BPJPH Tegaskan Kewajiban Sertifikasi Halal untuk Perlindungan Konsumen
Ia juga mengatakan, menurut Thomson Reuters, belanja umat muslim dunia sepanjang 2012 mencapai triliunan rupiah atau tepatnya 137 miliar dolar US, sedangkan Cina 89 miliar dolar US, dan Amerika 122 miliar dolar US.
“Sementara belanja wisatawan muslim di Indonesia mencapai 1,6 miliar dolar US, sekitar 2,6 persen dari potensi seluruh dunia yang ada. Ini termasuk besar,” katanya.
Ia menjelaskan lebih lanjut, industri halal yang dulu hanya menyajikan makanan dan minuman, saat ini mengalami kemajuan. Tepatnya 1975 setelah Islamic Develomment Bank (IDB) dibentuk, mulai bergerak kepada sektor keuangan. Pada 2000 mulai kepada halal life style, termasuk pariwisata syariah.
“Di Autralia pemerintahnya sangat antusias menyambut wisatawan muslim, bahkan sampai mendorong tempat-tempat SPA disediakan mushala. Selain itu juga terdapat restoran yang bersertifikat halal,” ujar Sofyan.
Baca Juga: BPJPH Tekankan Kembali Wajib Halal Telah Berlaku
Pemerintah Jepang juga sangat bersemangat menyambut wisata syariah dan sekaligus untuk menyongsong Olympic Tokyo 2020. Sementara Malaysia telah membentuk direktorat jendral yang khusus menangani wisata syariah.
Berbicara tyentang hotel syariah, ia memaparkan, “Banyak orang berfikir ketika memandang hotel syariah, yang datang hanya pak haji dan bu haji, ini bukan simbol yang kita dikedepankan, tapi yang dikedepankan adalah esensi syariah-nya,” kata Sofyan.
Pemilik jaringan Hotel Sofyan itu menambahkan, dunia pariwisata itu tahan banting, pertumbuhannya juga selalu meningkat, bahkan sampai di tingkat duniapun pariwisata juga menjadi lokomotif perekonomian dunia. (L/P010/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UMK Wajib Sertifikasi Halal 17 Oktober 2026: Bagaimana dengan Produk Luar Negeri?