New York, MINA – Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour menangis saat mengenang kata-kata yang ditulis oleh seorang dokter dari Medecins Sans Frontieres atau MSF, Mahmoud Abu Nujaila, di Rumah Sakit Al Awda di Gaza sebelum Israel membunuhnya dalam serangan rudal pada 2023.
Mansour mengatakan kepada DK PBB pada Jumat (3/1) bahwa Nujaila telah menulis di papan tulis rumah sakit yang digunakan untuk merencanakan operasi: “Siapa pun yang bertahan sampai akhir, akan menceritakan kisahnya. Kami telah melakukan apa yang kami bisa. Ingat kami.”
Nujaila, menurut Front Line Defenders (FLD), sebuah organisasi hak asasi manusia internasional yang didirikan di Dublin, adalah seorang pembela hak asasi manusia Palestina, dokter medis, dan pekerja layanan kesehatan kemanusiaan di Doctors Without Borders/Medecins Sans Frontieres (MSF).
“Selama permusuhan Israel di Gaza pada tahun 2023, ia berada di garis depan, merawat yang terluka dan cedera, mempertaruhkan nyawanya dalam situasi yang sangat tidak bersahabat,” menurut FLD.
Baca Juga: Dukung Gaza, Suporter Basket Paris Boikot Pertandingan Melawan Tim Maccabi Tel Aviv
Pada tanggal 21 November 2023, Nujaila tewas dalam serangan udara Israel di Rumah Sakit Al Awda, bersama dengan dua dokter dan pembela hak asasi manusia lainnya.
“Ia berada di fasilitas tersebut untuk merawat pasien ketika lantai tiga dan empat menjadi sasaran; rumah sakit tersebut merupakan salah satu rumah sakit terakhir yang berfungsi sebagian di Gaza utara,” menurut FLD. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [POPULER MINA] Tahun Baru 2025 dan Krisis Kemanusiaan di Gaza