Khartoum, MINA – Inggris, Ahad (22/4), menyelesaikan evakuasi para diplomat dan keluarganya dari Sudan, di tengah meningkatnya kekerasan serta ancaman yang signifikan.
Sebelumnya, personel pemerintah Amerika Serikat dan diplomat Irak juga telah dievakuasi dari ibu kota Sudan, Khartoum.
“Saya menghargai komitmen para diplomat kami dan keberanian personel militer yang melakukan operasi sulit ini,” kata Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak di Twitter.
“Kami terus mengejar setiap jalan untuk mengakhiri pertumpahan darah di Sudan dan memastikan keamanan warga negara Inggris yang tersisa di negara itu,” tambahnya.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Sunak mendesak para pihak untuk meletakkan senjata dan menerapkan gencatan senjata kemanusiaan segera untuk memastikan warga sipil dapat meninggalkan zona konflik.
Menteri Luar Negeri James Cleverly juga menekankan, keselamatan warga negara Inggris adalah prioritas utama.
Bentrokan bersenjata antara Militer Sudan (Sudan Armed Forces/SAF) dan Rapid Support Force RSF berlangsung sejak Sabtu (15/4) masih terus berlanjut meskipun gencatan senjata 72 jam diumumkan pada hari raya Idul Fitri. (T/RE1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional