Baghdad, MINA – Inggris telah mengurangi jumlah staf di kedutaan-kedutaan besarnya di Teheran dan Baghdad karena meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut setelah pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani pekan lalu.
Penarikan beberapa diplomat adalah tindakan pencegahan, media lokal termasuk Sky News melaporkan.
Dikutip dari Anadolu Agency, menurut sebuah laporan, Duta Besar Rob Macaire di Teheran dan Stephen Hickey di Baghdad akan tetap di tempat.
“Keselamatan dan keamanan staf kami sangat penting, dan kami menjaga postur keamanan kami di bawah tinjauan rutin,” ujar Jurubicara Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran (FCO).
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
“Kedutaan besar kami di Baghdad dan Teheran tetap terbuka,” katanya.
Laporan lokal juga menunjukkan bahwa FCO telah memasuki “mode krisis.”
Perdana Menteri Boris Johnson bertemu dengan para menteri kabinet senior Senin (6/1) sore, termasuk Menteri Luar Negeri Dominic Raab dan Menteri Pertahanan Ben Wallace untuk mengevaluasi krisis terbaru.
Raab mengatakan pesan utama pemerintah AS adalah “pentingnya mengurangi ketegangan dan menemukan cara diplomatik melalui krisis ini.”
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
“Kami telah jelas bahwa situs budaya dilindungi di bawah hukum internasional, dan kami berharap itu dihormati,” kata Raab, menjauhkan posisi Inggris dari ancaman Presiden AS Donald Trump baru-baru ini terhadap Iran dalam meluncurkan kampanye pemboman di situs budaya jika membalas atas pembunuhan Soleimani.
Johnson juga mengadakan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Irak Adel Abdul-Mahdi, dan kedua pemimpin telah “sepakat bekerja sama untuk menemukan jalan diplomatik ke depan,” menurut juru bicara Downing Street.
“Perdana menteri (Boris Johnson) menggarisbawahi komitmen AS terhadap stabilitas dan kedaulatan Irak dan menekankan pentingnya perjuangan berkelanjutan melawan ancaman bersama dari Daesh,” tambah juru bicara itu.
Johnson sendiri rencananya akan memimpin rapat Dewan Keamanan Nasional Selasa (7/1) pagi.
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu
Soleimani, komandan pasukan elit Pasukan Pengawal Revolusi Islam Iran, tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di luar Bandara Internasional Baghdad pada hari Jumat (3/1).
Pembunuhan Soleimani menandai peningkatan dramatis dalam ketegangan antara AS dan Iran, yang sering berada di puncaknya sejak Trump memilih menarik Washington secara sepihak dari pakta nuklir dengan Teheran pada 2018.
Iran telah berjanji untuk membalas dendam atas pembunuhan Soleimani dan mengumumkan pada hari Ahad bahwa mereka akan berhenti mematuhi perjanjian nuklir 2015 yang ditandatangani dengan enam kekuatan utama dunia. Trump sejak itu mengancam akan menargetkan situs budaya di Iran. (T/R7/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ratusan Ribu Warga Spanyol Protes Penanganan Banjir oleh Pemerintah