London, 6 Muharram 1436 H/30 Oktober 2014 M (MINA) – Deputi Menteri Luar Negeri Inggris untuk Urusan Timur Tengah, Tobias Ellwood pada Rabu (29/10) mengutuk pengumuman pemerintah Israel terbaru pekan ini untuk memajukan rencana pembangunan 1.600 unit rumah baru di Al-Quds Timur.
“Ini merupakan keputusan kurang bijaksana dan tidak tepat waktu yang membuat lebih sulit untuk mencapai solusi dua negara dengan Al-Quds sebagai ibukota bersama,” kata Ellwood. Kuwait News Agency (KUNA) melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Kamis (30/10).
“Pengumuman tersebut membuat sekutu-sekutu Israel lebih sulit untuk membela dan melawan tuduhan terhadap Israel yang tidak serius tentang perdamaian,” tambahnya.
Pada pertemuan yang sama, Duta Besar Inggris untuk PBB, Lyall Grant mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan tentang situasi di Timur Tengah, “Parlemen Inggris Raya (UK) menyesalkan eskalasi terbaru dalam kekerasan dan percepatan pembangunan pemukiman ilegal baru Israel,”katanya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Dia juga menambahkan,”Kami prihatin tentang ketegangan dan aturan Isreal untuk melanjutkan pembatasan jamaah Palestina untuk menunaikan ibadah di kompleks Haram Al-Sharif dalam beberapa bulan terakhir.”
Dia mendesak Isarel untuk komitmen dan mematuhi hukum internasional.”Kami sangat mendesak pemerintah Israel untuk komitmen mereka menegakkan status quo dengan mematuhi kewajiban mereka di bawah hukum internasional mengenai kekuatan pendudukan di Al-Quds Timur, termasuk yang berkaitan dengan perlindungan tempat-tempat suci, “tegasnya.
“Kami menghargai peran penting Yordania sebagai penjaga tempat-tempat suci di Al-Quds dan mendesak Israel bekerja sama dengan Yordania untuk mengurangi ketegangan dan menghindari sumber sengketa potensial, termasuk mencegah memburuknya situasi di tempat itu,”tambahnya.
“Dalam hal ini, kami sangat mengutuk peningkatan kerusuhan baru di Al-Quds tahun ini, yang telah mengakibatkan kematian lima warga Palestina,” katanya menambahkan.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Lebih lanjut, Grant mengungkapkan, Inggris secara mendalam prihatin dengan pengumuman percepatan permukiman baru di Al-Quds Timur dan Tepi Barat.
“Sikap kami pada permukiman Israel adalah jelas, mereka adalah pemukim ilegal berdasarkan hukum internasional, mereka menimbulkan rintangan bagi perdamaian dan mereka membawa kita lebih jauh dari solusi dua-negara,”kata Grant.
“Oleh karena itu, kami menyesalkan keputusan terbaru Israel untuk memajukan rencana untuk unit pemukiman di Givat Hamatos, mengambil alih lahan dekat Bethlehem dan membuat pengumuman lebih lanjut pekan ini untuk memajukan rencana untuk 1.600 unit rumah baru di Al-Quds Timur,” kata Grant.
Dia menambahkan, “Kami sangat prihatin dengan rencana untuk merelokasi penduduk Badui dari seluruh wilayah E1 dengan penghancuran baru-baru ini pada sejumlah struktur Palestina di Al-Quds Timur dan Area C dari Tepi Barat.”
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Selain itu, dia juga mendesak semua pihak untuk mengambil langkah-langkah kondusif untuk mengurangi ketegangan.”Kami mendesak semua pihak segera mengambil langkah-langkah untuk mengurangi ketegangan dan menciptakan iklim yang kondusif bagi perdamaian,”katanya. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah