Landon, MINA – Pemerintah Inggris pada Jumat (11/1) meminta pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi menyelidiki proses pengadilan terhadap dua wartawan Kantor Berita Internasional Reuters.
“Kami sangat khawatir tentang proses hukum dalam kasus ini,” Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt kepada radio BBC. Demikian Anadolu Agency melaporkan yang dikutip MINA.
Hunt juga mendesak Aung San Suu Kyi untuk menaruh perhatian kepada nasib dua wartawan Reuters setelah pengajuan bandingnya ditolak.
“Sebagai seseorang yang memperjuangkan demokrasi di Burma, dia harus menaruh minat pribadi pada masa depan kedua jurnalis pemberani ini,” ujarnya.
Baca Juga: Ribuan Warga AS Gelar Aksi Demo Jelang Pelantikan Trump
Pengadilan Myanmar pada Jumat lalu menolak banding dua wartawan Reuters yang dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara dengan tuduhan melanggar Undang-Undang Rahasia Resmi.
Pengadilan Myanmar mengatakan banding dua wartawan itu tidak memberikan bukti cukup untuk menunjukkan mereka tidak bersalah.
“Itu adalah hukuman yang sesuai,” kata Hakim Pengadilan Tinggi Aung Naing.
Pemimpin Redaksi Reuters Stephen J. Adler mengatakan putusan ini adalah bentuk ketidakadilan terhadap dua wartawannya, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo.
Baca Juga: Paus Fransiskus Sebut Rencana Deportasi Imigran oleh Trump Sebagai Aib Besar Bagi Kemanusiaan
“Mereka tetap berada di balik jeruji besi karena satu alasan: mereka yang berkuasa berusaha membungkam kebenaran,” kata Adler dalam sebuah pernyataan seperi dilansir Reuters.
Adler menegaskan, peliputan jurnalistik bukan merupakan kejahatan dan sampai Myanmar mengakui kesalahannya, pers di Myanmar tidak akan bebas.
“Komitmen Myanmar terhadap supremasi hukum dan demokrasi masih diragukan,” ujar Adler. (T/R03/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: AS Blokir TikTok, Dihapus dari App Store