London, MINA – Inggris akan mempertimbangkan untuk bergabung dengan serangan militer Amerika Serikat (AS) di Suriah jika ada bukti penggunaan senjata kimia oleh pasukan Presiden Bashar Al-Assad.
“Jika kita tahu bahwa ini telah terjadi, dan kita dapat menunjukkannya, dan jika ada usulan tindakan di mana Inggris bisa berguna, maka saya pikir kita harus mempertimbangkannya secara serius,” kata Menteri Luar Negeri Boris Johnson kepada radio BBC, Selasa (27/2), demikian Arab News melaporkan.
Inggris adalah bagian dari koalisi pimpinan AS yang terlibat dalam serangan udara melawan kelompok militan Islamic State (ISIS) di Suriah dan Irak.
Namun, pemerintah menolak pemungutan suara parlemen mengenai penggunaan pasukan melawan Pemerintah Suriah pada tahun 2013.
Baca Juga: Pusat Budaya dan Komunitas Indonesia Diresmikan di Turki
Johnson mengatakan bahwa dia mendukung keputusan AS untuk menembakkan rudal jelajah pada target pemerintah Suriah tahun lalu, setelah hampir 100 orang, termasuk anak-anak, tewas dalam serangan gas di kota Khan Sheikhoun yang dikuasai oposisi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa menuduh pemerintah Suriah bertanggung jawab atas serangan yang menggunakan gas sarin tersebut.
Sementara Pemerintah Suriah telah berulang kali membantah menggunakan senjata kimia dan mengatakan bahwa pihaknya hanya menargetkan oposisi bersenjata dan militan. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: DPR AS Keluarkan RUU yang Mengancam Organisasi Pro-Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)