London, MINA – Inggris pada Ahad (19/7) menuduh Pemerintah Beijing melakukan “pelanggaran HAM berat, mengerikan” atas perlakuannya yang “sangat meresahkan” terhadap etnis dan agama minoritas di wilayah barat Cina, Xinjiang.
Kelompok-kelompok HAM dan para ahli memperkirakan bahwa lebih dari satu juta etnis Uighur dan minoritas berbahasa Turki lainnya telah dikumpulkan menjadi jaringan kamp-kamp interniran.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan, laporan sterilisasi paksa dan penahanan massal di wilayah yang didominasi Muslim itu membutuhkan perhatian internasional.
“Jelas bahwa ada pelanggaran HAM berat, mengerikan yang terjadi … itu sangat, sangat meresahkan,” katanya kepada BBC, demikian dikutip dari Nahar Net.
Baca Juga: Krisis Wajib Militer Ukraina Sebabkan 100.000 Pemuda Melarikan Diri Dalam 2 Bulan
“Kami ingin hubungan positif (dengan Cina), tetapi kami tidak bisa melihat perilaku seperti itu,” tambah Raab.
Komentarnya muncul ketika ketegangan antara London dan Cina meningkat karena sejumlah masalah.
Inggris pada Selasa (14/7) tunduk pada tekanan berkelanjutan dari Washington dan memerintahkan penghapusan bertahap raksasa telekomunikasi Cina Huawei dari jaringan 5G-nya, meskipun ada peringatan pembalasan dari Pemerintah Beijing.
Kedua pihak juga berselisih atas pengenaan Beijing atas undang-undang keamanan nasional yang kontroversial di Hong Kong. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Aktivis Prancis Desak Macron Hentikan Kerja Sama Militer dengan Israel
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Prancis Kerahkan Pasukan ke Israel untuk Perancanaan Pasca-Gencatan Senjata di Gaza
















Mina Indonesia
Mina Arabic