Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ini Hasil Kunjungan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi ke Indonesia

Rana Setiawan - Rabu, 1 Mei 2024 - 15:57 WIB

Rabu, 1 Mei 2024 - 15:57 WIB

5 Views

Jakarta, MINA – Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Dr. Taufiq bin Fauzan Al-Rabiah, mengadakan kunjungan resmi kenegaraan ke Republik Indonesia pada Selasa (30/4/2024).

Kunjungan ini disertai dengan delegasi tingkat tinggi dari sektor pemerintah dan swasta, untuk memperkenalkan inisiatif dan kemudahan kepada jamaah haji dari Indonesia, melalui pengembangan layanan digital, guna menyediakan pengalaman yang lebih baik.

Dalam kunjungan tersebut, Menteri Taufiq bertemu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam pertemuan bilateral yang digelar di Jakarta.

Pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam ini membahas kemudahan layanan bagi jamaah haji Indonesia.

Baca Juga: Kemenag: 1.562 Peserta Lulus Uji Kompetensi Calon Mahasiswa Al Azhar Mesir 2024

Di hari yang sama, telah dilakukan penandatanganan kesepakatan antara Kementerian Perhubungan RI dan Arab Saudi serta Saudia Airlines dalam rangka peningkatan layanan dan kapasitas penerbangan antar kedua negara, termasuk memperbanyak embarkasi keberangkatan umrah di Indonesia.

Pemerintah Indonesia sendiri sedang mempersiapkan 241 ribu jamaah dalam penyelengaraan ibadah haji tahun 2024 ini.

Berikut poin-poin penting yang dibicarakan dengan pemerintah Indonesia:

Smartcard dan aplikasi Nusuk bagi jamaah Indonesia

Baca Juga: Wapres Ajak Dai di ASEAN Fokus Dakwah Perkuat Umat

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Dr. Taufiq bin Fauzan Al-Rabiah memberikan kepada Menteri Agama, K.H. Yaqut Cholil Qoumas smartcard Nusuk atau kartu resmi keberangkatan haji dari Kerajaan Arab Saudi, pertama untuk musim haji 1445 H bagi para jamaah haji Indonesia.

Indonesia menjadi negara pertama yang mendapat smartcard Nusuk, yaitu kartu elektronik yang didesain khusus untuk memberikan pelayanan kepada jamaah dan di dalamnya berisi tentang informasi seputar haji.

Kartu ini akan membantu jamaah untuk mengetahui lokasi-lokasi yang menjadi tempat pelaksanaan ibadah haji.

Nusuk sendiri nerupakan platform digital terintegrasi resmi pertama Arab Saudi, menawarkan semua peziarah dan pengunjung gerbang perencanaan yang mudah digunakan untuk perjalanan mereka ke Makkah dan Madinah, dan lebih jauh lagi.

Baca Juga: Prof Asrorun Niam: Tujuan Fatwa untuk Kemaslahatan Hakiki

Nusuk adalah bagian dari Program Pengalaman Peziarah, sebuah inisiatif dari Visi 2030 yang diluncurkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Saudi.

Dengan Nusuk, para wisatawan dari seluruh dunia dapat dengan mudah mengatur seluruh kunjungan mereka, mulai dari mengajukan eVisa hingga memesan hotel dan penerbangan.

Pada tahap selanjutnya, Nusuk juga dapat digunakan untuk menjadwalkan kunjungan ke situs-situs penting, menemukan transportasi, menyusun itinerari, dan peta interaktif.

Nusuk akan diselaraskan dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia sebagaimana diatur Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Juga: Jumat ke-40, Aksi Pro-Palestina di Yaman Dihadiri Jutaan Orang

Tidak hanya itu, Indonesia juga akan menjadi negara percontohan yang mengakomodir penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) berizin dan memiliki kemampuan untuk bisa listed di aplikasi Nusuk.

Tidak ada haji tanpa visa resmi

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Dr. Taufiq bin Fauzan Al-Rabiah menegaskan bahwa tidak ada haji tanpa visa haji resmi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang di Kerajaan, demi keselamatan para jamaah di Tanah Suci.

Lembaga Ulama Senior di Kerajaan – semoga Allah memberkahi mereka – telah mengeluarkan fatwa bahwa haji tanpa izin atau visa haji tidak dibolehkan, karena hal itu merupakan kepentingan syariah untuk keamanan dan keselamatan tamu-tamu Allah.

Baca Juga: KH Afifuddin Muhajir: Fatwa Dibutuhkan Sepanjang Zaman

Sementara Pemerintah Arab Saudi menargetkan sebanyak 241 ribu visa jamaah haji Indonesia dapat segera dirampungkan. Saat ini, baru diselesaikan sebanyak 171 ribu visa jamaah haji Indonesia atau sekitar 70 persen dari total kuotanya.

Peringatan haji palsu

Berdasarkan pemantauan Kementerian Umrah dan Haji Arab Saudi dalam koordinasi dengan Kementerian Urusan Agama Indonesia, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Dr. Taufiq bin Fauzan Al-Rabiah memperingatkan agar tidak terpengaruh oleh kampanye beberapa penawaran haji palsu yang muncul di media sosial.

Dia juga mengajak untuk melawan dan melaporkan kampanye haji palsu itu.

Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin Resmikan Forum Internasional Dai Asia Tenggara

Memperkaya pengalaman ibadah jamaah haji

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi berupaya untuk mengembangkan prosedur dan peraturan yang memfasilitasi kedatangan umat Muslim dari seluruh dunia untuk mengunjungi Tanah Suci dan melaksanakan umrah, dengan memperkaya pengalaman ibadah mereka.

Kemudian, Menteri Taufiq juga kembali menegaskan, Saudi memberikan kesempatan bagi pemegang visa umrah untuk memanfaatkan masa tinggal selama 90 hari dan mengunjungi semua destinasi wisata yang ada di seluruh kota di Saudi.

Untuk meningkatkan layanan jamaah saat ziarah ke Raudhah, Pemerintah Saudi memberi kesempatan lebih banyak kepada pemegang visa umrah untuk bisa beribadah di Raudhah. Di mana waktu ibadah di Raudhah dikurangi dari 30 menit per jamaah sebelumnya menjadi 15 menit, sehingga hal ini bisa memberikan banyak kesempatan kepada jamaah yang akan ke Raudhah.

Baca Juga: BMKG: Prakiraan Hilal Bulan Safar pada 4 dan 5 Agustus

Pemerintah Saudi juga memberikan keleluasaan kepada jamaah umrah untuk dapat menikmati city tour dan menginap di Jeddah sebelum menuju ke bandara kepulangan. Yang dibatasi hanya masa tunggu di bandara yaitu 5 jam sebelum take off.

Peningkatan kapasitas penerbangan

Sejumlah layanan yang memudahkan akan diperoleh jamaah haji Indonesia. Misalnya, layanan fast track di tiga bandara, yaitu: Bandara Soekarno – Hatta, Bandara Adi Soemarmo Solo, dan Bandara Djuanda Surabaya. Diperkirakan sekitar 120 ribu jamaah haji Indonesia yang akan menerima kemudahan ini.

Pemerintah Saudi juga bekerja untuk meningkatkan jumlah penerbangan langsung antara Jeddah dan Jakarta menjadi enam penerbangan setiap hari, dengan tambahan rute langsung antara Jakarta dan Riyadh sehingga total menjadi 42 penerbangan per pekan, ditambah dengan pengoperasian penerbangan charter dan rute dari kota-kota di Indonesia untuk menjangkau kebutuhan selama musim umrah.

Baca Juga: Pelatihan UMKM di Jakarta Diharap Lahirkan Muzaki Baru

Garuda Indonesia mengoperasikan 17 penerbangan per pekan ke Jeddah dan Madinah; dan pada 2023, jumlah penerbangan antara Indonesia dan Arab Saudi mencapai 3.593 penerbangan.

Menteri Taufiq juga menyampaikan kabar gembira bahwa mulai tahun ini Saudi membuka kesempatan kepada jamaah Indonesia untuk bisa berangkat umrah mulai 14 Duzulhijjah 1445H.

Jadi visa umrah bisa diajukan mulai 12 Dzulhijjah, dan berangkat pada 14 Dzulhijjah. Hal ini untuk memanfaatkan pesawat-pesawat kosong yang kembali bertolak ke Saudi untuk menjemput jamaah haji.

Berkat upaya kolaboratif dan integratif, telah dikeluarkan 1.227.770 visa umrah untuk kedatangan jamaah dari Republik Indonesia selama tahun ini.[]

Baca Juga: BMKG: Beberapa Wilayah Berpotensi Diguyur Hujan Sedang-Lebat, Sepekan Mendatang

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Internasional
Internasional
Amerika
Palestina
Kolom