Jakarta, 27 Jumadil Awwal 1438/24 Februari 2017 (MINA) – Kasus dugaan penyalahgunaan dana bantuan umat pada Aksi Bela Islam 411 lalu yang disimpan di Yayasan Keadilan Untuk Semua hingga hari ini terus bergulir, menyeret sejumlah tokoh dan ulama seperti Ustaz Bachtiar Nasir (UBN).
Bahkan, pihak kepolisian menduga adanya indikasi pengiriman dana dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) ke IHH, salah satu yayasan terbesar di Turki.
Ketua Tim Advokasi GNPF-MUI Kapitra Ampera kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) mengakui adanya transfer dana ke yayasan tersebut. Namun, ia mengungkapkan bahwa pengiriman uang itu adalah hasil dari acara bedah buku, bukan hasil dari pengumpulan dana Aksi Bela Islam.
“Pengiriman itu memang benar adanya. Tapi yang harus digarisbawahi adalah bahwa uang itu asalnya dari Abu Kharis, pengurus Solidaritas Untuk Suriah. Itu hasil dari bedah buku di masjid-masjid. Dan itupun terjadi pada bulan Juni 2016 lalu,” katanya.
Baca Juga: Syubban Jambi Kibarkan Bendera Palestina di Puncak Gunung Dempo
Sementara bulan Juni 2016, kata Kapitra, belum ada Aksi Bela Islam, belum ada GNPF MUI, karena GNPF MUI baru ada pada akhir Oktober, juga belum ada uang donasi dari warga ke GNPF melalui yayasan tersebut.
“Jadi apa hubungannya Ketua GNPF Bachtiar Natsir dalam kasus ini,” katanya mempertanyakan. “Mungkin Pak Kapolri dapat informasi tapi kurang lengkap.”
Sebelumnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR RI, Selasa (22/2), Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku telah menemukan bukti transfer dana sebesar Rp 1 miliar dari Bachtiar Nasir ke Turki melalui rekening Yayasan Keadilan Untuk Semua.
Hingga saat ini kepolisian belum mengetahui dana yang dikirim ke Turki digunakan untuk kegiatan apa. Tito mengungkapkan bahwa ada salah satu media internasional yang memberitakan dana tersebut diberikan kepada satu kelompok di Suriah.
Baca Juga: Ulama Palestina: Ujian Pertama untuk Bebaskan Al-Aqsa adalah Shubuh Berjamaah
“Apa hubungannya bisa sampai ke Suriah? Menurut klaim media internasional yang di Suriah, ini ada hubungannya dengan ISIS,” ujar Tito.
Terkait temuan bukti yang disampaikan oleh Kapolri Tito Karnavian, Kapitra mengaku sudah memintanya namun pihak kepolisian masih menahan bukti itu. “Ketika minta bukti itu, pihak kepolisian belum mau memberikannya,” katanya. (L/R06/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: UAR Korwil NTT Ikuti Pelatihan Water Rescue