Kebanyakan ulama sepakat, hari kelahiran atau Maulid Nabi tidak pernah diperingati pada masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hidup dan tidak juga pada masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin.
Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah hanya tradisi bukan syariat.
Meskipun tidak dicontohkan langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, peringatan ini berkembang setelah beberapa abad wafatnya beliau, hingga sekarang dan dianggap sebagai bentuk penghormatan dan cinta umat Islam kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Al Maqrizy, seorang ahli sejarah Islam, dalam bukunya Al Khutath menyebut, peringatan Maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dimulai pada masa Dinasti Fatimiyah di Mesir, sekitar abad ke-10 Masehi.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Dinasti Fatimiyah beraliran Syiah ini, memperkenalkan Maulid Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai perayaan resmi di kalangan masyarakat Mesir.
Pada saat itu, perayaan ini lebih bersifat politis untuk memperkuat legitimasi kekuasaan mereka dengan menghubungkan diri dengan keluarga Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Namun, tradisi Maulid Nabi mulai lebih populer dan meluas di dunia Islam ketika seorang penguasa dari Dinasti Abbasiyah, yaitu Sultan Salahuddin al-Ayyubi (1137–1193), memperkenalkannya secara resmi di Baghdad.
Salahuddin mengadakan perayaan Maulid Nabi sebagai cara untuk menyatukan umat Islam dan membangkitkan semangat jihad dalam melawan tentara Salib.
Baca Juga: Menjaga Akidah di Era Digital
Seiring waktu, peringatan Maulid Nabi semakin berkembang dan diterima luas oleh umat Islam, terutama di wilayah Asia Tenggara, Turki, dan Afrika Utara. Pada masa Kesultanan Utsmaniyah, Maulid Nabi dijadikan sebagai hari libur resmi.
Bentuk perayaannya pun beragam, mulai dari pembacaan sirah nabawiyah (riwayat hidup Nabi), shalawat, hingga penyelenggaraan acara-acara sosial dan keagamaan.
Meskipun ada perbedaan pandangan di kalangan ulama mengenai hukum perayaan Maulid Nabi, banyak ulama yang mendukung perayaan ini sebagai bentuk ekspresi cinta kepada Rasulullah, selama perayaan tersebut tidak mengandung hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam.
Hingga saat ini, Maulid Nabi diperingati di berbagai negara dengan berbagai macam tradisi dan acara, sebagai momentum untuk mengingat teladan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Amerika itu Negara Para Pendatang!
Berikut ini adalah beberapa negara yang merayakan Maulid Nabi dan sebagian menjadikannya sebagai hari libur nasional:
1. Indonesia
Sebagai negara yang penduduk Muslimnya terbesar di dunia, Indonesia menjadikan Maulid Nabi sebagai hari libur nasional.
Di berbagai daerah, peringatan Maulid Nabi dilakukan dengan beragam tradisi lokal. Di Jawa, terdapat tradisi Grebeg Maulid di Yogyakarta, sementara di Jakarta ada perayaan di Masjid Istiqlal.
Baca Juga: Indonesia, Pohon Palma, dan Kemakmuran Negara OKI
Umat Muslim di seluruh negeri juga mengadakan pengajian, shalawat, dan kegiatan amal sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad Shallallahu `Alaihi Wasallam.
2. Malaysia
Di negeri jiran Malaysia, Maulid Nabi dikenal dengan Maulidur Rasul dan merupakan hari libur nasional.
Perayaan ini biasanya diisi dengan kegiatan keagamaan seperti pembacaan Al-Quran, ceramah agama, serta pawai Maulid yang diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat.
Baca Juga: Kemenangan Trump dan Harapan Komunitas Muslim Amerika
Di beberapa tempat, pemerintah mengadakan acara resmi untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
3. Brunei Darussalam
Brunei Darussalam adalah salah satu negara yang merayakan Maulid Nabi dengan menetapkannya sebagai hari libur nasional.
Perayaan di Brunei biasanya ditandai dengan upacara resmi yang dipimpin oleh Sultan Brunei, serta acara-acara keagamaan di masjid.
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-6] Tentang Halal dan Haram
Masyarakat Brunei juga mengadakan parade, pengajian, dan pembacaan shalawat untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
4. Pakistan
Pakistan menetapkan Maulid Nabi, yang disebut Eid Milad-un-Nabi, sebagai hari libur nasional. Perayaan di negara ini diwarnai dengan dekorasi masjid dan rumah-rumah dengan lampu, serta parade besar yang diadakan di berbagai kota.
Umat Muslim Pakistan juga mengadakan pengajian, pembacaan Al-Quran, dan penyampaian ceramah yang berkaitan dengan kehidupan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Baca Juga: Perlindungan terhadap Jurnalis di Gaza
5. Arab Saudi
Meskipun Arab Saudi mengikuti faham Salafi yang secara resmi tidak merayakan Maulid Nabi, beberapa wilayah di negara ini tetap melakukan peringatan secara terbatas.
Namun, secara umum Maulid Nabi di Arab Saudi bukanlah perayaan besar seperti di negara-negara lain, dan tidak ada hari libur nasional yang ditetapkan khusus untuk Maulid Nabi.
6. Yordania
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah
Maulid Nabi di Yordania merupakan hari libur nasional yang dirayakan secara khidmat.
Di masjid-masjid, doa bersama dan pengajian diadakan untuk mengenang keteladanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Pemerintah Yordania juga terlibat dalam berbagai acara keagamaan yang diadakan untuk memperingati hari besar ini.
7. Mesir
Baca Juga: Bukan Sekadar Pencari Nafkah: Inilah Peran Besar Ayah dalam Islam yang Sering Terlupakan!
Mesir adalah salah satu negara yang merayakan Maulid Nabi dengan meriah dan menjadikannya sebagai hari libur nasional.
Perayaan ini dikenal dengan Moulid an-Nabi dan disambut dengan acara keagamaan di masjid-masjid, serta festival budaya yang melibatkan penjualan makanan tradisional dan berbagai kegiatan sosial.
Di beberapa tempat, peringatan ini juga diiringi dengan pembacaan sejarah hidup Nabi Muhammad (Sirah Nabawiyah) dan pertunjukan seni Sufi.
8. Turki
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-4 ] Proses Penciptaan Manusia dan Takdir dalam Lauhul Mahfuzh
Di Turki, Maulid Nabi disebut dengan Mevlid Kandili dan merupakan salah satu hari besar dalam kalender Islam.
Meskipun Turki tidak menetapkannya sebagai hari libur nasional, perayaan Maulid Nabi tetap dirayakan secara luas, terutama di masjid-masjid di seluruh negeri.
Tradisi membaca syair Mevlid (puji-pujian untuk Nabi) sangat umum di sini, dan berbagai acara keagamaan diadakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
9. Maroko
Di Maroko, Maulid Nabi yang dikenal sebagai Eid al-Mawlid atau Mouloud adalah hari libur nasional yang dirayakan dengan penuh antusiasme.
Umat Muslim Maroko mengadakan acara-acara keagamaan di masjid, serta kegiatan sosial seperti berbagi makanan dan hadiah kepada yang membutuhkan.
Perayaan ini biasanya melibatkan zikir dan shalawat serta doa untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
10. Senegal
Di Senegal, Maulid Nabi disebut “Gammu” dan menjadi salah satu perayaan besar umat Muslim di negara ini.
Maulid Nabi dirayakan sebagai hari libur nasional, di mana umat Muslim berkumpul di masjid-masjid dan tempat zikir untuk mendoakan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Perayaan di Senegal juga melibatkan upacara ritual ala Sufi yang menampilkan nyanyian pujian dan pembacaan syair-syair agama.
11. India
Meskipun India adalah negara dengan mayoritas non-Muslim, Maulid Nabi (Eid Milad-un-Nabi) tetap dirayakan oleh umat Muslim di negara ini, dan beberapa negara bagian menjadikannya hari libur regional.
Di beberapa daerah, perayaan ini melibatkan parade dan doa bersama di masjid-masjid.
Tradisi berbagi makanan kepada kaum miskin juga dilakukan oleh banyak komunitas Muslim di India.
12. Uni Emirat Arab (UEA)
Uni Emirat Arab menjadikan Maulid Nabi sebagai hari libur resmi. Umat Muslim di negara ini merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan berbagai acara keagamaan, termasuk pengajian, pembacaan Al-Quran, dan zikir.
Masjid-masjid di seluruh UEA juga mengadakan acara doa bersama, dan pemerintah biasanya memberikan pengumuman resmi terkait perayaan Maulid Nabi.
Jadi, Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan momen penting yang dirayakan oleh umat Muslim di berbagai negara dengan cara yang unik sesuai dengan tradisi dan budaya lokal masing-masing.
Di banyak negara, Maulid Nabi ditetapkan sebagai hari libur nasional untuk memberikan kesempatan kepada umat Muslim merayakan dan merenungkan keteladanan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam kehidupan mereka.
Perayaan ini dianggap dapat memperkuat rasa kebersamaan dan spiritualitas dalam masyarakat Muslim di seluruh dunia. Allahu a’lam. []
Mi’raj News Agency (MINA)