Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inilah 10 Golongan yang Tidak Masuk Surga

Bahron Ansori - Ahad, 3 Juni 2018 - 01:06 WIB

Ahad, 3 Juni 2018 - 01:06 WIB

678 Views

Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA

Ibnu Abas ra. berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  pernah bersabda, “Ada sepuluh golongan dari umatku yang tidak akan masuk surga, kecuali bagi yang bertobat. Mereka itu adalah al-qalla’, al-jayyuf, al-qattat, ad-daibub, ad-dayyus, shahibul arthabah, shahibul qubah, al-’utul, az-zanim, dan al-’aq li walidaih.”

Selanjutnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Ya Rasulullah, siapakah al-qalla’ itu?” Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  menjawab, “Orang yang suka mondar-mandir kepada penguasa untuk memberikan laporan batil dan palsu.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah al-jayyuf itu?” Nasi Shallallahu Alaihi Wa sallam menjawab, “Orang yang suka menggali kuburan untuk mencuri kain kafan dan sebagainya.”

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-3] Rukun Islam

Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya lagi, “Siapakah al-qattat itu?” “Orang yang suka mengadu domba,” kata Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam.

Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah ad-daibub itu?” Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  menjawab, “Germo.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah ad-dayyus itu?” Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  menjawab, “Dayyus adalah laki-laki yang tidak punya rasa cemburu terhadap istrinya, anak perempuannya, dan saudara perempuannya.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya lagi, “Siapakah shahibul arthabah itu?” Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam menjawab, “Penabuh gendang besar.”

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-2] Rukun Islam, Iman, dan Ihsan

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah shahibul qubah itu?” Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam  menjawab, “Penabuh gendang kecil.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah al-’utul itu?”

Shallallahu Alaihi Wa sallam  menjawab, “Orang yang tidak mau memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf atas dosa yang dilakukannya, dan tidak mau menerima alasan orang lain.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  ditanya, “Siapakah az-zanim itu?” Nabi menjawab, “Orang yang dilahirkan dari hasil perzinaan yang suka duduk-duduk di tepi jalan guna menggunjing orang lain. Adapun al-’aq, kalian sudah tahu semua maksudnya (yakni orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya).”

Baca Juga: Kaya Bukan Tanda Mulia, Miskin Bukan Tanda Hina

Lalu, Mu’adz bin Jabal bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam, “Wahai Rasulullah, bagaimana pandangan engkau tentang ayat ini: yauma yunfakhu fiishshuuri fata’tuuna afwaajaa, yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangkakala, lalu kalian datang berkelompok-kelompok?” (Qs. An-Naba’: 18).

“Wahai Mu’adz, engkau bertanya tentang sesuatu yang besar,” jawab Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam. Kedua mata beliau yang mulia pun mencucurkan air mata. Beliau melanjutkan sabdanya.

“Ada sepuluh golongan dari umatku yang akan dikumpulkan pada Hari Kiamat nanti dalam keadaan yang berbeda-beda. Allah memisahkan mereka dari jama’ah kaum muslimin dan akan menampakkan bentuk rupa mereka (sesuai dengan amaliyahnya di dunia). Di antara mereka ada yang berwujud kera; ada yang berwujud babi; ada yang berjalan berjungkir-balik dengan muka terseret-seret; ada yang buta kedua matanya, ada yang tuli, bisu, lagi tidak tahu apa-apa; ada yang memamah lidahnya sendiri yang menjulur sampai ke dada dan mengalir nanah dari mulutnya sehingga jama’ah kaum muslimin merasa amat jijik terhadapnya; ada yang tangan dan kakinya dalam keadaan terpotong; ada yang disalib di atas batangan besi panas; ada yang aroma tubuhnya lebih busuk daripada bangkai; dan ada yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih.”

 “Mereka yang berwajah kera adalah orang-orang yang ketika di dunia suka mengadu domba di antara manusia. Yang berwujud babi adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan barang haram dan bekerja dengan cara yang haram, seperti cukai dan uang suap.”

Baca Juga: [Hadist Arbain ke-1] Amalan Bergantung pada Niat

“Yang berjalan jungkir-balik adalah mereka yang ketika di dunia gemar memakan riba. Yang buta adalah orang-orang yang ketika di dunia suka berbuat zhalim dalam memutuskan hukum. Yang tuli dan bisu adalah orang-orang yang ketika di dunia suka ujub (menyombongkan diri) dengan amalnya.”

“Yang memamah lidahnya adalah ulama dan pemberi fatwa yang ucapannya bertolak-belakang dengan amal perbuatannya. Yang terpotong tangan dan kakinya adalah orang-orang yang ketika di dunia suka menyakiti tetangganya.”

“Yang disalib di batangan besi panas adalah orang yang suka mengadukan orang lain kepada penguasa dengan pengaduan batil dan palsu. Yang tubuhnya berbau busuk melebihi bangkai adalah orang yang suka bersenang-senang de-ngan menuruti semua syahwat dan kemauan me-reka tanpa mau menunaikan hak Allah yang ada pada harta mereka.”

“Adapun orang yang berselimutkan kain yang dicelup aspal mendidih adalah orang yang suka takabur dan membanggakan diri.” (HR. Qurthubi).

Baca Juga: Enam Langkah Menjadi Pribadi yang Dirindukan

Saudaraku, adakah kita di antara 10 daftar yang dipaparkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam  di atas? Bertobatlah, agar kita selamat dan terhindar dari salah satu gologan di atas. Semoga kita tidak termasuk di antara sepuluh golongan yang tidak masuk surga tersebut, amiin. (A/RS3/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Pemberantasan Miras, Tanggung Jawab Bersama

Rekomendasi untuk Anda

MINA Millenia
MINA Preneur
Kolom
Khadijah
Kolom
MINA Preneur
Indonesia
Indonesia
Indonesia