Negara-negara Arab mengecam hak veto Amerika Serikat (AS) pada hari Senin atas resolusi PBB di Yerusalem. AS memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menolak pembentukan fasilitas diplomatik di kota yang diperebutkan di Yerusalem, dan melanggar seluruh anggota dewan tersebut.
Langkah tersebut dilakukan kurang dari dua pekan setelah Washington pindah untuk mengenali kota suci tersebut sebagai ibu kota Israel dan memulai proses untuk memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv – kota tempat semua negara lain memiliki fasilitas diplomatik utama mereka.
Empat belas anggota dewan memilih resolusi yang disponsori Mesir yang akan menuntut agar Presiden AS Donald Trump membalikkan arah putusan tersebut. AS adalah satu-satunya negara yang berbeda pendapat.
Berikut ini adalah beberapa negara Arab yang menolak veto yang dilakukan oleh AS.
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Mesir
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ahmed Abu Zeid menyatakan penyesalannya dalam sebuah pernyataan tertulis.
“Mesir sedih dengan hak veto dari keputusan penting yang mengindahkan hati nurani masyarakat internasional dan secara terbuka menolak pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” tegasnya.
Abu Zeid mencatat bahwa kelompok Arab di PBB akan berkumpul untuk menilai situasi dan mendiskusikan langkah-langkah yang harus diambil untuk melindungi status Yerusalem.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Palestina
Juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeina mengecam hak veto AS, dan menyebutnya sebagai olok-olokan masyarakat internasional dan sebuah konsesi terhadap pendudukan serta agresi Israel, seperti dilaporkan oleh kantor berita resmi Palestina WAFA dan dikutip MINA.
Abu Rudeina menekankan bahwa hak veto ini akan menyebabkan isolasi lebih lanjut dari AS dan merupakan provokasi masyarakat internasional.
Sementara itu, Hamas di Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis, Yerusalem adalah ibukota Palestina selama-lamanya, dan keputusan AS juga Israel tidak akan mengubah fakta ini.
Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin
Dalam pernyataan tersebut, Hamas mendesak masyarakat internasional; dunia Arab dan Islam untuk bertindak demi pelestarian Yerusalem dan tempat-tempat suci serta memperingatkan Israel agar tidak mengambil langkah-langkah untuk mengubah status Yerusalem sekarang.
Kuwait
“Kontrasepsi terhadap langkah-langkah sepihak atas pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel menunjukkan bahwa kita tidak sendiri, dan perhatian kita sebenarnya adalah dunia yang bebas,” Merzuk Ali El Ganim, juru bicara parlemen Kuwait, mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis.
Dia juga berterima kasih kepada Mesir atas resolusi yang diajukannya ke Dewan Keamanan PBB, yang seperti sebuah referendum internasional.
Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa
Qatar
Ali Karadaghi, sekretaris jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) yang berkantor pusat di Qatar, menggambarkan keputusan di akun Twitter-nya sebagai ‘teror dan tantangan bagi semua negara’.
Status Yerusalem telah lama dianggap sebagai isu status terakhir yang harus ditentukan oleh perundingan damai Israel-Palestina, dan keputusan Trump secara luas dipandang sebagai penghalang pemahaman lama itu. Yerusalem Timur, yang dicari orang Palestina sebagai ibukota negara mereka, diduduki oleh Israel pada tahun 1967. (T/RS3/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati