Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Agar cinta dan pembelaan seorang muslim lebih serius dan mendalam kepada Masjid Al Aqsa, maka selayaknya ia wajib memahami terlebih dulu betapa Masjid Al Aqsa adalah masjid yang diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Hal ini penting, sebab bagaimana mungkin seorang muslim akan cinta dengan tulus dan rela berkorban dalam membela Masjid Al Aqsa dari penistaan kaum terlaknat; Zionis Yahudi jika ia tidak atau belum memahami keberkahan-keberkahan yang ada pada Masjid Al Aqsa.
Sebagaimana disebutkan dalam beberapa sumber, keberkahan adalah ciri utama dari Masjid Al Aqsa. Faktanya, bagaimana mungkin Allah Ta’ala banyak menjelaskan dalam al Qur’an al Karim jika Kiblat Pertama kaum muslimin itu tidak mengandung banyak keberkahan.
Baca Juga: Malu Kepada Allah
Di dalam beberapa ayat, Allah Ta’ala sebutkan tentang keberkahan Masjid Al Aqsa dan Palestina sebagai bagian negeri Syam dalam konteks berbeda, antara lain seperti berikut ini.
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala tentang selamatnya Nabi Ibrahim as,
{ وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ} الأنبياء : 71.
“Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (Qs. Al Anbiya’: 71)
Firman Allah Ta’ala tentang Nabi Sulaiman as,
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu
{وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا ۚ وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ} الأنبياء : 81.
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Qs. Al Anbiya’: 81)
Allah Ta’ala juga berfirman tentang nikmat yang diberikan-Nya kepada orang-orang yang menzalimi diri mereka sendiri,
{وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً} سبأ: 18.
“Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan …” (QS. Saba’: 18)
Firman Allah Ta’ala tentang nikmat yang diberikan kepada orang-orang yang telah ditindas,
Baca Juga: Mengembangkan Pola Pikir Positif dalam Islam
{فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ أُولَئِكَ يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُمْ مِنَ الْكِتَابِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ قَالُوا أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ} الأعراف:37
“Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya.” (Qs. Al A’raf: 37)
Hakikat keberkahan itu
Al Barakah (keberkahan) menurut ahli bahasa adalah banyak dan tumbuh dalam setiap kebaikan. Jadi Masjid Al Aqsa, yang Allah Ta’ala berfirman tentangnya dalam surah Al Isra’ ayat 1 (“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”), adalah pusat keberkahan dan sumber kebaikan.
Dari Masjid Al Aqsa keberkahan ini bergerak dan berpindah ke penjuru bumi. Maka tidak ada keberkahan yang terdapat pada suatu tempat, kecuali ada karunia Masjid Al Aqsa di situ. Ini adalah pendapat para mufassir, karena kata Al Barakah (keberkahan) dalam ayat tersebut bermakna dua hal:
Baca Juga: Tadabbur QS. Thaha ayat 14, Dirikan Shalat untuk Mengingat Allah
Pertama, keberkahan dalam urusan agama. Menurut para muafassir, mayoritas para Nabi diutus menjadi Nabi dari masjid Al Aqsa dan menyebarkan syariat-syariat serta jejak keagamaan mereka dari masjid Al Aqsa pula.
Kedua, keberkahan dalam urusan dunia. Hal itu karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan tanahnya sebagai tanah yang mempunyai mata air, buah-buahan dan penghidupan yang baik.
Allah Ta’ala menyifati Masjid Al Aqsa dengan (kata) sambung: “… yang telah kami berkahi di sekelilingnya”, ini berarti keberkahan akan selalu menyertainya. Sebagaimana Imam Ibnu ‘Asyur katakan, “Maka adanya keberkahan di sekelilingnya adalah sebuah kinayah (kiasan) bahwa memperoleh keberkahan di dalam Masjid Al Aqsa adalah sebuah keniscayaan. Karena bila di sekitarnya saja memperoleh keberkahan, itu artinya keberkahan ini pasti berasal dari dalam.”
Menurut para ulama, ayat Al Isra’ ayat 1 berikut ini, setidaknya mengandung tiga arti penting, antara lain:
Baca Juga: Terus Berjuang Membela Palestina
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.”
Pertama, At Talaazum (penyertaan). Maka keberkahan akan selalu menyertai dan melekat pada masjid Al Aqsa. Dan ini adalah salah satu sifatnya. Kedua, Al Fahwa (intisari). Yaitu realisasi keberkahan. Dan adanya keberkahan di masjid Al Aqsa adalah sebuah keniscayaan. Ketiga, Al Mubalaghah. Ini terdapat dalam (kata): “باركنا” (telah kami berkahi).
Bentuk keberkahan Masjid Al Aqsa
Pertama, berlipat gandanya pahala shalat di dalam Masjid Al Aqsa. Salah satu keberkahan Masjid Al Aqsa adalah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberikan keutamaan lebih bila dibandingkan dengan shalat di tempat atau masjid-masjid lain.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-18] Tentang Taqwa
Masjid Al Aqsa juga merupakan salah satu dari tiga masjid yang setiap muslim dianjurkan bersusah payah (berusaha maksimal) untuk mengunjungi. Shalat di dalamnya dilipatgandakan 500 kali, sebagaimana yang terdapat dalam sebuah hadis,“…dan shalat di Baytul Maqdis adalah (dilipat gandakan) 500 kali.” (HR. Baihaqi dalam As Sunan Ash Shughro; 1821).
Atau dalam riwayat lain seperempat pahala shalat di masjid Nabawi; suatu ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang mana yang lebih utama shalat di Masjid Al Aqsa atau shalat di Masjid Nabawi, maka Nabi Shallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi) adalah lebih utama yaitu empat kali shalat di dalamnya (Masjid Al Aqsa). Ia (Masjid Al Aqsa) adalah sebaik-baik tempat shalat. Ia adalah tanah tempat dibangkitkan dan dikumpulkannya manusia …” (HR Baihaqi, dan telah disahkan oleh Al Albani dalam kitab Shahih At Targhib wa At Tarhib)
Kedua, merupakan bumi para Nabi. Salah satu keberkahan masjid Al Aqsa adalah banyak dari para nabi telah dilahirkan di sekitarnya. Diantara mereka ada yang tinggal dan menetap di dekatnya pula. Maka ia adalah bumi para nabi. Bertambahlah keberkahan masjid Al Aqsa dengan keberkahan para nabi, karena meraka adalah orang-orang yang diberkahi oleh Allah swt, sebagaimana firman-Nya melalui lisan Nabi Isa as,
وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada ,,,.” (Qs. Maryam: 31). Dengan keberkahan mereka, turunlah berbagai rahmat dan berlanjutlah kemuliaan.
Baca Juga: Mahsyar dan Mansyar: Refleksi tentang Kehidupan Abadi
Ketiga, tanah keselamatan dan kedamaian. Salah satu dari keberkahan Masjid Al Aqsa adalah Allah Ta’ala telah menjadikannya sebagai tanah yang penuh dengan keamanan, keselamatan dan ketenangan. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, “Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (Qs. Al Anbiya’: 71)
Keempat, di tanahnya menjadi tempat akhir para pemimpin tiran dan zalim. Karena keberkahan tempatnya, Allah Subhanahu Wa Ta’ala membinasakan setiap pemimpin yang berlaku tiran lagi zalim di sana. Sebagaimana firman Allah Ta’ala ketika bercerita tentang kisah Bani Israil dengan Nabi Musa as, “Mereka berkata: “Hai Musa, Sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, Sesungguhnya Kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka ke luar darinya. Jika mereka ke luar darinya, pasti Kami akan memasukinya. Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang, dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (Qs. Al Maidah” 22-23).
Maka kemenangan akan selalu menjadi milik orang-orang yang membela (agama) Allah Ta’ala dan taat kepada Nya.
Kelima, menjadi tempat kehancuran imperium besar dan para pasukan zalim. Karena keberkahan Masjid Al Aqsa, para tentara salib bisa dikalahkan setelah melakukan kezaliman dan kerusakan, sebagaimana para pasukan mongol pun bisa dikalahkan setelah melakukan kerusakan dan kejahatan di penjuru bumi.
Baca Juga: Sujud dan Mendekatlah
Tak akan lama lagi, dengan izin Allah Ta’ala, kekalahan dan kehancuran penjajah Zionis Israel akan segera tiba, setelah sekian lama mereka melakukan kerusakan dan kezaliman yang belum pernah ada sebelumnya.
Keenam, tempat munculnya Ath Tha’ifah Al Manshuroh (kelompok yang selalu ditolong/dimenangkan Allah Ta’ala). Keberkahan Masjid Al Aqsa telah mengakar, kerana Allah Ta’ala telah menjadikannya sebagai tempat munculnya Ath Tha’ifah Al Manshuroh (kelompok yang selalu ditolong).
Siapa kelompok yang akan selalu ditolong itu? Mereka adalah sekumpulan orang yang tidak akan tertimpa bahaya dari orang-orang yang memusuhi dan menelantarkan mereka. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Akan senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang berperang di atas urusan Allah. Mereka mengalahkan musuh-musuh mereka. Orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada mereka sampai datangnya kiamat, sementara keadaan mereka tetap konsisten seperti itu.” Para sahabat bertanya, “Di mana mereka, wahai Rasulullah?,” Nabi Shallalahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Mereka berada di Baitul Maqdis dan di sekitar Baitul Maqdis.” (Musnad Imam Ahmad)
Kedelapan, menjadi pembeda antara kelompok yang berdiri di atas kebenaran (Ahlu Al Haq) atau kebatilan (Ahlu Al Bathil). Hari ini, sudah tampak bagi orang yang melihat dengan mata hatinya, siapa di antara individu, kelompok, komunitas atau bahkan negara yang selalu berusaha berdiri membersamai perjuangan membela Masjid Al Aqsa dan Palestina.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-17] Berbuat Baik pada Segala Sesuatu
Terlihat juga dengan sangat jelas siapa kelompok-kelompok, individu, komunitas atau bahkan negara yang munafik dan meninggalkan pembelaan mereka terhadap Masjid Al Aqsa dan Palestina. Sejarah dan kahadiran Masjid Al Aqsa telah menjadi bukti dalam memetakan dan membedakan kecenderungan satu kelompok bahkan individu.
Masih sangat banyak lagi keberkahan yang ditampakkan oleh keberadaan Masjid Al Aqsa. Oleh karena itu, seorang muslim yang cerdas akal dan hatinya jangan sampai tidak ikut meraih keberkahan yang ada pada Masjid Al Aqsa ini. Bagaimana cara meraih keberkahan itu? Mulai saat ini juga fokuskan segala pikiran dan tenaga untuk selalu diniatkan berjuang sesuai kemampuan dalam membela Masjid Al Aqsa.
Jika kita belum mampu untuk membela secara langsung turun ke Palestina, setidaknya kita ikut menunjukkan rasa loyalitas dan kepedulian terhadap Masjid Al Aqsa dengan cara-cara sederhana seperti: sebagai jurnalis, penulis, influencer dan lainnya bisa berusaha dengan terus menyebarluaskan informasi tentang Bumi para Nabi itu yang hingga kini masih terjajah.
Sebagai seorang dosen, guru, ustad, kiai, atau ulama, bisa mengedukasi mahasiswa, murid atau santri-santrinya tentang apa itu Masjid Al Aqsa. Jelaskan kepada mereka agar tumbuh rasa cinta dan peduli kepada Masjid Al Aqsa. Sebagai orang tua, kenalkan kepada anak-anak kita betapa pentingnya membela Masjid Al Aqsa.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-16] Jangan Marah
Masih ada beribu cara bagi setiap muslim untuk melakukan pembelaan perjuangan terhadap Masjid Al Aqsa. Namun, bagi siapa saja yang belum banyak memahami tentang Masjid Al Aqsa, lebih baik diam daripada bicara tapi tidak berdasarkan pengetahuan. Ya, diam lebih baik daripada mengundang terjadinya fitnah dan perpecahan di tengah umata.
Mari berjuang bersama, dengan berjama’ah insya Allah kita bisa lebih kuat dan kokoh melakukan pembelaan terhadap bumi para Nabi dan Masjid Al Aqsa. Selagi masih ada kesempatan, maka berjuanglah sesuai kemampuan kita masing-masing. Jangan sampai nanti saat Allah membangkitkan di akhirat, tidak ada sama sekali dalam buku catatan amal, bukti kita sudah membela Masjid Al Aqsa, nauzubillah. Al Aqsa, haqquna.(A/RS3/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)