Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Setiap manusia pasti ingin selalu sehat. Namun, tidak setiap manusia tahu bagaimana cara untuk menjadi sehat. Dalam Islam, seorang muslim diajarkan untuk hidup sehat dengan mencontoh cara hidup sehat ala Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebab Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallamlah teladan dalam semua bidang kehidupan termasuk dalam hal kesehatan.
Rasulullah merupakan teladan terbaik. Begitupun dalam hal kesehatan Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam sudah meganjurkan umatnya agar senantiasa memelihara hidup sehat itu sendiri. Firman Allah dalam Surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya, “Sesungguhnya telah ada dalam diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Qs. Al-Ahzab [33]: 21).
Ada yang mengatakan sehat itu mahal. Benarkah? Ternyata sehat itu murah dalam Islam. Namun sakitlah sejatinya yang mahal. Penting bagi kita untuk melakukan tindakan pencegahan sebelum sakit. Salah satunya adalah dengan mencontoh apa-apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Baca Juga: Makna Mubazir dalam Tafsir Al-Isra’ Ayat 27, Mengapa Pelaku Pemborosan Disebut Saudara Setan?
Dalam sebuah hadis, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari no. 6412).
Seumur hidupnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam hanya pernah mengalami sakit selama dua kali. Pertama, ketika diracun oleh seorang wanita Yahudi yang menghidangkan makanan kepadanya di Madinah. Kedua, saat menjelang wafat. Dengan mencontoh pola hidup Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, seharusnya umat Islam tidak perlu khawatir akan kesehatan. Setidaknya, berikut adalah pola anjuran hidup sehat ala Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Pertama, Bangun Sebelum Subuh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam selalu mengajak umatnya untuk bangun sebelum Subuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat fardhu Subuh berjamaah. Agar bisa bangun di awal waktu, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan umatnya tidak banyak berbincang-bincang dan makan sesudah waktu isya. Tentu saja jika berbincang-bincang itu bukan tentang hal penting, maka sebaiknya segera tidur.
Baca Juga: [Hadits Arbain Ke-20] Malu Bagian dari Iman
Jika sudah waktunya tidur, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam akan cepat tidur. Tidur yang tepat di malam hari kira-kira setelah shalat Isya, kurang lebih pukul 21.30. Kemudian sekira pukul 03.00 sudah bangun di pertiga malam untuk shalat malam (tahajjud).
Dengan demikian waktu yang digunakan untuk tidur adalah kurang dari delapan jam. Dalam konteks ini, penggunaan waktu 24 jam dalam satu hari satu malam, adalah sepertiga untuk bekerja, sepertiga untuk beribadah kepada Allah, dan sepertiga lagi adalah untuk tidur yang cukup. Hal ini merupakan keseimbangan dalam beraktifitas.
Kedua, Menjaga Kebersihan
Hal sangat penting dalam menjaga kesehatan adalah menjaga kebersihan. Sebab tempat yang kotor menyebabkan penyakit. Islam sangat menganjurkan untuk menjaga kebersihan diri, tempat tinggal, dan juga pakaian. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri mengatakan kesucian (kebersihan) itu merupakan sebagian dari iman. Menjaga kebersihan berarti akan memberi efek positif bagi kesehatan seorang muslim.
Baca Juga: Malu Kepada Allah
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa rapi dan bersih, tiap hari Kamis atau Juma’at beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. “Mandi pada hari Juma’at adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman.” (HR Muslim).
Ketiga, Menjaga Pola Makan
Allah telah berfirman yang artinya, “Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan Barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, Maka Sesungguhnya binasalah ia.” (Qs. Thaha: 81).
Ayat ini menegaskan, sesunguhnya janganlah kita berlebihan dalam makan karena akan berdampak buruk bagi kesehatan. Berbagai penyakit dapat muncul kalau seseorang sembarangan dan tidak mengatur pola makannya dengan baik.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-19] Jagalah Allah, Pasti Allah akan Menjagamu
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak tidak sampai kekenyangan).” (Muttafaq ‘Alaih).
Sebab makan adalah salah satu sarana untuk mendapatkan energi agar dapat melanjutkan aktifitas. Namun, jika seseorang makan terlampau kenyang juga tak baik untuk kesehatan, bisa menyebabkan kegemukan dan jika terlalu kenyang pun akan menjadi malas untuk melakukan aktifitas selanjutnya. Makan secukupnya sesuai dengan kadar kemampuan lambung untuk menampungnya dan memprosesnya menjadi energi. Juga sebaliknya tentu tidak baik makan terlampau sedikit karena akan cepat kehabisan energi dan akhirnya lemas saat beraktifitas.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan, hendaknya manusia menjaga keseimbangan tubuhnya, sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara. Karena itu, tindakan berlebihan dalam makan sungguh tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Keempat, Berjalan Kaki (Olahraga)
Baca Juga: Mengembangkan Pola Pikir Positif dalam Islam
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam selalu berjalan kaki ke Masjid, pasar, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori-pori terbuka dan peredaran darah akan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.
Kelima, Rasulullah Sering Berpuasa
Rajin berpuasa di hari Senin dan Kamis memberikan waktu bagi lambung untuk istirahat. Bayangkan, setiap hari lambung diperintah bekerja keras untuk mencerna makanan setiap pagi, siang dan malam.
Saat berpuasa, lambung akan beristirahat dan memproses makanan yang belum tercerna sebelumnya, juga dapat menyaring racun yang mungkin tersimpan dalam tubuh karena proses pencernaan makanan yang kurang sempurna. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Qs. Al Baqarah: 183)
Baca Juga: Tadabbur QS. Thaha ayat 14, Dirikan Shalat untuk Mengingat Allah
Dalam sebuah hadis Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari bau minyak kasturi.” (HR. Muslim no. 1151).
Keenam ,Tidak Pemarah
Nasihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda, “Jangan Marah.” Diulangi sampai 3 kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan seorang muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa.
Dalam Islam, jika seseorang sedang marah, maka setidaknya ada beberapa cara untuk meredamnya, antara lain; Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring, – Membaca Ta’awwudz, karena marah itu dari setan, – Segeralah berwudhu, – Sholat dua Rakaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati.
Baca Juga: Terus Berjuang Membela Palestina
Ketujuh, Berbekam
Untuk penyembuhan, atau menjaga kesehatan, Said bin Jubir berkata dari Ibn Abbas r.a bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kesembuhan dapat diperoleh dengan tiga cara: pertama dengan meminum madu (dengan obat herbal), kedua dengan berbekam/hijamah, dan ketiga dengan (terapi) besi panas. Dan aku tidak menganjurkan umatku untuk melakukan pengobatan dengan besi panas.” (HR. Bukhari)
Kedelapan, Tidak Iri Hati
Untuk menjaga stabilitas hati dan kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat. Karena iri hari menimbulkan pikiran-pikiran negatif yang masuk ke dalam hati manusia, jika tidak ditanami keimanan, iri hati akan timbul stres, bahkan jatuh sakit.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-18] Tentang Taqwa
Demikianlah pola hidup sehat ala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, sangat bermanfaat, wallahua’lam.(A/RS3/P1)
(dari berbagai sumber)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mahsyar dan Mansyar: Refleksi tentang Kehidupan Abadi