Jakarta, MINA – Bentrok antarmassa dengan aparat keamanan terjadi di halaman Kantor Bupati Deiyai, Papua, Rabu (28/8) siang, terkait tindakan rasisme yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Insiden itu bermula dari sebuah protes oleh sekitar seratus penduduk setempat. Protes tersebut berubah menjadi kekerasan ketika muncul kelompok lain lebih dari seribu orang yang dipersenjatai dengan parang dan panah menyerang petugas keamanan.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dalam keterangan tertulisnya yang diterima MINA, Kamis (29/8) mengungkapkan, setidaknya ada seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang gugur, dan lima personel keamanan (1 tentara dan 4 polisi) luka-luka.
“Kelompok bersenjata secara brutal menyerang personil Angkatan Darat dan mencuri sejumlah senjata api dan amunisi yang disimpan. Kelompok bersenjata kemudian melanjutkan serangan dengan senjata api, parang, dan panah curian,” tulis pernyataan Kemenlu.
Baca Juga: Prof. El-Awaisi Serukan Akademisi Indonesia Susun Strategi Pembebasan Masjidil Aqsa
Pernyataan itu menambahkan, selain seorang tentara tewas akibat luka yang ditimbulkan oleh para penyerang, lima personel keamanan terluka, terdapat pula dua warga sipil tewas. Satu akibat luka dari panah kelompok bersenjata, dan yang lainnya meninggal karena luka tembak.
“Personel keamanan sempat tertahan dalam posisi mereka. Tindakan bertahan diambil untuk mengendalikan kelompok bersenjata termasuk dengan membalas tembakan. Granat asap digunakan untuk membubarkan kerumunan,” kata pernyataan itu.
Kemenlu menegaskan, situasi di Deiyai sekarang tenang dan telah kembali normal. (T/R06/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Syeikh Palestina: Membuat Zionis Malu Adalah Cara Efektif Mengalahkan Mereka