San Antonio, MINA – Aksi penembakan massal kembali terjadi sekolah di Amerika Serikat (AS), Selasa (24/5). Penembakan massal ini terjadi Robb Elementary School di Uvalde, San Antonio, negara bagian Texas.
Ada 14 siswa yang dilaporkan tewas dan satu orang korban lain adalah guru.
Gubernur Texas, Gregg Abbot yang dikutip AP News pada Rabu (25/5) mengatakan, pelakunya masih remaja berusia 18 tahun. Ini merupakan insiden paling parah dalam sejarah Texas.
Pelaku penembakan bernama Salvador Ramos yang berasal dari komunitas masyarakat Latino yang berjarak 135 kilometer jauhnya dari kota San Antonio. Belum diketahui apa motif dari pelaku.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
“Pelaku menembak para murid dan guru. Dua aparat juga dilaporkan terluka, namun diperkirakan akan selamat,” katanya.
Pelaku diduga tewas oleh aparat yang melumpuhkannya, namun investigasi lebih lanjut masih diperlukan. Senjata yang dipakai pelaku diduga adalah rifle.
Wali Kota San Antonio Ron Nirenberg telah mengirimkan duka cita atas peristiwa penembakan itu. Petugas FBI telah mendatangi tempat kejadian perkara dan para polisi juga masih berjaga di sekitar lokasi.
Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyebut Presiden AS Joe Biden telah diberitahu mengenai insiden ini. Rencananya, Presiden Biden akan segera mengirimkan pernyataan di Gedung Putih.
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu
Penembakan ini sebagai insiden penembakan massal sekolah di AS yang kesekian kalinya terjadi. Kasus penembakan ini lebih parah ketimbang penembakan SMA Columbine pada 1999 lalu.
Jumlah korban meninggal di insiden Columbine adalah 15 orang, termasuk dua pelaku. Sementara, jumlah korban di Rob Elementary School ini mencapai 16 orang, termasuk pelakunya.
Ini juga insiden penembakan terparah sejak pandemi COVID-19 terjadi setelah murid-murid AS sebelumnya harus belajar secara online dan kini sudah kembali belajar tatap muka.
Sebelum pandemi, penembakan sekolah terjadi di Parkland, Florida. Total ada 17 orang yang kehilangan nyawa. Pelaku masih 19 tahun.
Baca Juga: Guido Crosseto: Kami akan Tangkap Netanyahu Jika Berkunjung ke Italia
Masalah senjata api masih menjadi perdebatan sengit di politik AS. Sulitnya mengatur senjata api karena terkait konstitusi karena ada yang menafsirkan bahwa senjata api dilindungi konstitusi AS. (T/B04/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza