Instansi Resmi dan LSM Irak Tolak Normalisasi dengan Israel

Baghdad, MINA – Instansi-instansi resmi dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM) mengumumkan penolakan tegas mereka terhadap wacana normalisasi yang diserukan oleh tokoh-tokoh politik di kota Erbil Jumat lalu.

Mereka menyatakan ketidakpuasan mereka dengan pertemuan Erbil, dan menegaskan dukungan kuat mereka untuk perjuangan Palestina dan rakyat Palestina. Quds Press melaporkan, Ahad (26/9).

Koordinator Irak pada Konferensi Populer untuk Palestina di Luar Negeri, Ahmed Zeidan, mengatakan, “beberapa upaya sebagian orang untuk tunduk ke tangan Israel merupakan kemunduran politik di Irak.”

“Orang-orang ini mengira bahwa mendekati pendudukan dapat meningkatkan keseimbangan mereka di panggung politik Irak. Mereka tidak mengambil pelajaran dari pendudukan Amerika Serikat di Irak,” katanya.

Dia memperingatkan, apa saja yang dilakukan pendudukan selain penghinaan dan penghancuran.

“Pemimpin Irak tentu akan tetap memberikan dukungannya untuk Palestina,” lanjutnya.

Zeidan memperingatkan bahwa Irak telah dan akan tetap berada dalam lingkaran penargetan entitas Zionis, dan bahwa Israel menyadari apa arti strategis Irak bagi keberadaan mereka.

“Tel Aviv berusaha untuk membuat Irak lemah, tercerai-berai, terperosok dalam krisis internal hingga krisis eksternal, yang telah mereka mulai sejak 2003 hingga hari ini,” imbuhnya.

Dia juga menyebutkan seruan normalisasi hanyalah kasus individu yang tidak mencerminkan rasa kolektif warga Irak.

Kantor media Perdana Menteri Irak, Mustafa Al-Kazemi, mengumumkan dalam sebuah pernyataan, pada Sabtu (25/9), tentang penolakan pertemuan Erbil, dan menyebut pertemuan itu sebagai ilegal.

Pernyataan itu menekankan, “pengenalan konsep normalisasi secara konstitusional, hukum dan politik ditolak di negara Irak.”

Pada Jumat (24/9), beberapa tokoh politik berkumpul di kota Erbil, Irak utara, mengadakan pembicaraan menuntut pembentukan hubungan normal antara Irak dan Israel. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)