Institut: Israel Harus Dukung El-Sisi Hadapi Protes

Tel Aviv, MINA – Institut Studi Keamanan Nasional (INSS) di Universitas Tel Aviv meminta pemerintah Israel untuk mendukung Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi yang sedang menghadapi protes, MEMO melaporkan.

Dalam sebuah laporan, INSS menyatakan bahwa Israel harus berhenti mengambil tindakan keras terhadap Palestina agar tidak menginspirasi pemuda Mesir untuk memprotes El-Sisi “yang telah menghadapi krisis paling berbahaya sejak ia menjadi presiden.”

Laporan itu mengatakan, ada beberapa ribu warga memprotes El-Sisi setelah video diunggah di internet oleh kontraktor Mohamed Ali tentang korupsi di lembaga-lembaga politik dan militer.

“Menghentikan protes dengan kampanye penahanan berskala luas tidak memberikan kemenangan menentukan kepada El-Sisi,” kata laporan itu.

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Laporan itu mengakui bahwa video Ali menjelaskan tentang “krisis politik, ekonomi, sosial dan kebebasan yang mengakar secara mendalam.”

Laporan itu menambahkan, ada ancaman lain yang diwakili oleh pejabat dari sektor ekonomi dan militer.

Para pejabat ini bisa berbalik melawan El-Sisi jika statusnya sebagai orang kuat terguncang.

Laporan tersebut mencatat bahwa Israel tidak disebutkan dalam video Mohamed Ali, tetapi banyak pemimpin oposisi mengaitkan El-Sisi dan Israel, menyebutnya sebagai “kolaborator Zionis” yang melayani Israel dan AS.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Laporan itu menekankan bahwa “stabilitas Mesir penting bagi Israel karena beberapa alasan,” yang meliputi menjaga kesepakatan damai, mempertahankan kerja sama timbal balik menghadapi keamanan, tantangan politik, kekacauan di Sinai dan mempertahankan kesepakatan gas.

Meski kemampuan Israel untuk berkontribusi pada stabilitas Mesir terbatas, tetapi Israel mampu memobilisasi dukungan diplomatik internasional, berkontribusi pada keamanan dan stabilitas ekonomi dan mendorong reformasi yang diperlukan. (T/RS2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata